Banjir Kembali Merendam Rawa Buaya Jakarta Barat
Ketinggian banjir di Rawa Buaya berkisar 30-100 centimeter.
TEMPO.CO, Jakarta - Dari Jalan Raya Pantura depan Jembatan Rawa Buaya, Jakarta Barat, tampak mesin pompa penyedot beroperasi. Mesin itu menyedot genangan air yang merendam rumah-rumah di Kelurahan sejak Selasa malam, 28 Januari 2025. Air yang menggenang itu di buang ke .
Dari pengamatan Tempo, banjir Rawa Buaya mencapai tinggi 30-100 centimeter. "Paling tinggi di RW 01 dari 12 RW," ujar Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kelurahan Rawa Buaya Arif Syamsudin, Rabu, 29 Januari 2025.
Menurut dia, hujan deras mulai mengguyur wilayahnya sejak Selasa sore hingga Rabu pagi. Arif mengatakan, warga setempat tidak kaget dengan banjir yang hampir tahunan melanda daerah mereka. Banjir terparah terjadi pada 2020, tepat saat pergantian tahun. Kini banjir kembali terjadi saat Imlek.
Meski disediakan beberapa titik pengungsian, yakni di Tower A lantai 2 Rusun Lokbin Rawa Buaya dan Masjid Ghoiru Jami Hidayatus Salam Jakarta Barat, banyak warga korban banjir yang memilih tinggal di lantai dua rumahnya.
Di kawasan yang hanya tergenang sekitar 30 cm, tampak warga mulai menguras air yang masuk di rumahnya. Sementara rumah yang terendam hampir satu meter, penghuninya hanya beraktivitas di lantai 2.
Menurut Arif sejumlah bantuan seperti makanan dan minuman datang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta dan Dinas Sosial. "Tadi dikirim makanan sekali," ujar dia.
Arif mengatakan banjir yang berulang ini berasal dari luapan sungai. Sebab di daerahnya, khususnya RW 01, bersinggungan dengan beberapa sungai, yakni Kali Mookervart dan kali Pecetong. "Terutama Kali Pecetong yang sudah lama tidak direvitalisasi," ujar dia.Pilihan Editor: