Lebih dari 500.000 warga mengungsi di Kongo akibat pemberontakan M23
Lebih dari 500.000 orang baru-baru ini mengungsi di wilayah timur dari Republik Demokratik Kongo (DRC) akibat gerakan ...
Jenewa (ANTARA) - Lebih dari 500.000 orang baru-baru ini mengungsi di wilayah timur dari Republik Demokratik Kongo (DRC) akibat gerakan pemberontakan bersenjata, kata juru bicara Badan Pengungsi PBB (UNHCR), Matthew Saltmarsh, pada Selasa (28/1).
Sebelumnya pada Senin (27/1), aliansi pemberontak yang termasuk anggota gerakan M23 mengeklaim telah merebut Goma, ibu kota Provinsi Kivu Utara, yang merupakan kota terbesar di wilayah timur DRC.
"Krisis kemanusiaan di DRC semakin memburuk sejak pengarahan terakhir kami pada Jumat (24 Januari), dengan kini hampir setengah juta orang mengungsi di Provinsi Kivu Utara dan Kivu Selatan," ujar Saltmarsh dalam sebuah pengarahan.
Sementara itu, surat kabar The New Times di Rwanda melaporkan bahwa Rwanda telah mengevakuasi 2.000 orang dari DRC, sebagian besar adalah staf misi PBB yang bertugas di Goma.
Kelompok itu dilaporkan mencakup pimpinan Misi Stabilisasi Organisasi PBB di DRC (MONUSCO), serta staf asing yang melarikan diri akibat majunya pergerakan pemberontak hingga ke arah perbatasan.
Para pengungsi diterima di distrik perbatasan Ribavu, kemudian dipindahkan ke Kigali, ibu kota Rwanda, di mana mereka ditempatkan di Stadion Pele, menurut laporan tersebut.
Pihak PBB sedang mendiskusikan akomodasi bagi staf mereka di hotel, dan juga tengah mengatur penerbangan menuju ibu kota DRC, Kinshasa, tambah laporan itu.
Kelompok M23, yang memperjuangkan kepentingan etnis minoritas Tutsi di DRC, pertama kali memberontak melawan pemerintah pada 2012.
Namun, kelompok itu mengalami kekalahan besar pada 2013 dan dibubarkan.
Pada 2021, pemberontak kembali mengangkat senjata, menuduh pemerintah melanggar kesepakatan untuk mengintegrasikan mantan anggota M23 yang telah dilucuti ke dalam angkatan bersenjata.
DRC berulang kali menuduh Rwanda mendukung para pemberontak, sementara Rwanda membantah memiliki hubungan dengan gerakan tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025