Perkuat Harmoni Keberagaman di Indonesia, Kemenag Susun Kurikulum Berbasis Cinta
Kementerian Agama menyusun Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) untuk mendorong agama menjadi elemen yang membangun kedamaian dan kerukunan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - menyusun (KBC) untuk mendorong agama menjadi elemen yang membangun kedamaian dan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam.
Kepala PKUB Muhammad Adib Abdushomad mengatakan penyusunan kurikulum ini untuk menindaklanjuti arahan Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Baca juga:
Penyusunan KBC ini untuk memperkuat harmoni keberagaman di Indonesia.
Agama harus menjadi kekuatan pemersatu yang memberikan dampak positif nyata.
"Jika umat berjarak dengan pemuka agamanya, maka itu adalah kegagalan. Agama harus impactful agar keberagaman ini menjadi harmoni,” ujar Adib melalui keterangan tertulis, Selasa (28/1/2025).
Kurikulum ini juga diharapkan menjadi dasar dalam memperkenalkan nilai-nilai cinta yang universal sebagai cara untuk menjaga keseimbangan dalam keberagaman.
Rapat pembahasan KBC dihadiri sejumlah tokoh lintas agama.
Mereka turut memberikan pandangan tentang cinta sebagai nilai yang mengikat dan mempersatukan.
Mohammad Shofan, dari Teras Kebhinekaan misalnya, berbagi pengalaman tentang program "Living Our Values Everyday" (LOVE), yang sebelumnya berhasil membangun atmosfer cinta di kalangan guru agama.
Baca juga:
Dirinya menekankan bahwa cinta hanya dapat tumbuh bersama nilai-nilai baik lainnya dan menjadi dasar bagi kehidupan sosial yang harmonis.
Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, perwakilan dari Agama Hindu, berbicara tentang pentingnya cinta dalam etika dan moral.
Dia menyebut konsep "Tri Hita Karana" yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan (parhyangan), hubungan manusia dengan sesama manusia (pawongan), dan hubungan manusia dengan alam (palemahan).
Sementara itu, Romo Agustinus Heri Wibawa dari Katolik menjelaskan bahwa cinta sejati akan hidup jika mampu merangkul semua elemen dalam relasi manusia, Tuhan, dan alam.
Cinta bukanlah cinta jika hanya untuk dirinya sendiri, tetapi cinta akan menjadi cinta jika ia menjadi berkat untuk semuanya.
Ia juga menekankan pentingnya kurikulum ini memiliki arah yang jelas, apakah akan menjadi bagian dari pendidikan karakter atau program prioritas pemerintah.
"Dengan pendekatan cinta, segala aspek kehidupan akan harmoni," pungkas Adib.
Kurikulum ini diharapkan menjadi fondasi untuk menjawab tantangan keberagaman dengan cara yang universal dan berlandaskan cinta kasih.