Rafael Nadal yang Emosional Pensiun di Piala Davis Setelah Spanyol Tersingkir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rafael Nadal menggigit bibir bawahnya. Matanya yang memerah dipenuhi air mata saat ia berdiri bersama rekan-rekan setimnya di Piala Davis untuk menyanyikan lagu kebangsaan Spanyol, Rabu...

Rafael Nadal yang Emosional Pensiun di Piala Davis Setelah Spanyol Tersingkir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rafael Nadal menggigit bibir bawahnya. Matanya yang memerah dipenuhi air mata saat ia berdiri bersama rekan-rekan setimnya di untuk menyanyikan lagu kebangsaan Spanyol, Rabu (20/11/2024) dini hari WIB. Momen mengharukan ini terjadi sebelum pertandingan yang ia dan semua orang tahu mungkin akan menjadi pertandingan terakhir dalam kariernya.

"Ini adalah hari yang emosional," kata Nadal setelah kalah dalam pertandingan perempat final Piala Davis melawan Botic van de Zandschulp di Stadion Palacio De Deportes, Costa De Sol, Malaga, Spanyol, Selasa (19/11/2024) waktu setempat atau Rabu WIB.

"Saya tahu itu bisa menjadi pertandingan terakhir saya sebagai pemain profesional. Momen-momen menjelang itu emosional, agak sulit untuk dihadapi, secara umum. Begitu banyak emosi. Saya mencoba melakukannya sebaik mungkin."

Upaya terbaik sang legenda Spanyol itu tidak mampu mengalahkan Van de Zandschulp dari Belanda, yang membawa negaranya unggul 1-0 dalam pertandingan perempat final dengan kemenangan 6-4, 6-4 setelah satu jam dan 51 menit.

Carlos Alcaraz kemudian menumbangkan Tallon Griekspoor dalam straight set untuk memaksakan pertandingan ganda penentu di Malaga, tetapi Wesley Koolhof dan Van de Zandschulp kemudian memastikan kemenangan 2-1 yang mengakhiri karier Nadal dengan kemenangan ganda langsung melawan Alcaraz dan Marcel Granollers.

"Saya mencoba untuk memiliki sikap terbaik sebisa mungkin, dengan energi yang diperlukan, apa pun hasilnya," ujar Nadal setelah kekalahannya di nomor tunggal.

"Ada secercah harapan di akhir, tetapi itu tidak terjadi. Lawan saya lebih baik dari saya hari ini dan itu saja."

Nadal tidak bertanding sejak kalah dari Novak Djokovic di babak kedua Olimpiade di Paris pada Juli. Sejak saat itu, ia hanya bisa berlatih di lapangan latihan. Akan tetapi, ia merasa cukup siap untuk bermain bersama kaptennya, David Ferrer, untuk pertandingan tersebut.

"Keputusan telah dibuat bahwa saya akan bermain. Kami tahu itu adalah keputusan yang sedikit berisiko. David telah melihat kami semua berlatih dan kami semua berpikir saya adalah pemain yang tepat untuk pertandingan tersebut," kata juara tur 92 kali itu.

"Saya mencoba, tetapi tidak berhasil, pada akhirnya Anda tidak dapat mengendalikan level Anda, hanya sikap, energi, dan tekad Anda. Itu tidak mengecewakan saya. Saya hanya tidak dapat melakukan apa yang dibutuhkan untuk memberi Spanyol satu poin."

"Saya mengatakan bahwa jika saya tidak merasakannya (performa yang baik), saya tidak akan bermain," ujar petenis berusia 38 tahun itu.

"Saya pikir latihan saya cukup baik, tetapi dalam kompetisi saya tidak dapat tampil seperti yang saya inginkan. Namun, persiapannya bagus."

Pertandingan tersebut menandakan bahwa akhir karier Nadal begitu dekat. Saat ditanya apakah ia akan bermain lagi dalam pertandingan tunggal, ia tidak menutup kemungkinan hal tersebut.

"Semoga ada kesempatan lain, dan kami melaju hari ini. Saya pikir saya akan memainkan pemain yang berbeda jika saya menjadi kapten, meskipun saya tidak memiliki kekuatan untuk membuat keputusan itu sekarang, itu bukan tergantung kepada saya," ujar Nadal.

Namun, pada akhirnya, kemenangan Belanda memastikan Nadal tidak akan menjalani satu pertandingan lagi sebagai pemain profesional.

Dan selama upacara pasca-pertandingan di lapangan untuk menghormati Nadal, ia menangis dan menangis, diiringi nyanyian “Raaa-faaa” dari para penonton.

Nadal memiliki masalah pinggul, termasuk operasi pada Juni 2023, dan masalah perut yang membuatnya hanya bisa bermain dalam 24 pertandingan selama dua tahun terakhir. Ia mencatatkan rekor 12-8 di nomor tunggal pada tahun 2024.

 

sumber : Antara/AP