Beda Pernyataan, Dubes RI Sebut WNI yang Selamat usai Ditembak Aparat Malaysia Bantah Melawan
WNI di Malaysia membantah telah melakukan perlawanan terkait kasus penembakan oleh aparat Malaysia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.
TRIBUNNEWS.COM - Duta besar (Dubes) RI untuk Malaysia, menyebut warga negara Indonesia (WNI) yang selamat usai ditembak aparat Malaysia, Agen Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), di perairan , pada Jumat (24/1/2025) lalu, membantah memberikan perlawanan.
Tak cuma itu, juga menyebut tidak ada perlawanan dari WNI yang ditembak tersebut.
"Tentu, kita hanya mendasarkan keterangan dari warga kita yang sekarang ini di rumah sakit. Kita sudah mewawancarai tiga orang yang kena tembak itu."
"Semuanya menyatakan bahwa tidak ada perlawanan dan penggunaan senjata tajam serta penabrakan seperti yang disampaikan oleh aparat Diraja Malaysia," katanya dikutip dari program Sapa Indonesia Malam di YouTube Kompas TV, Kamis (30/1/2025).
Hermono menduga penembakan dilakukan karena adanya upaya dari WNI untuk menghindar dari aparat Malaysia yang berpatroli.
Selain itu, dia juga menilai tabrakan antara kapal yang ditumpangi Malaysia dengan kapal aparat Malaysia bukanlah bentuk perlawanan tetapi akibat guncangan ombak.
"Jadi, saya kira kalau dia (kapal WNI) menabrakan ke kapal APMM, kok dirasa agak janggal, ya," ujarnya.
"Jadi, ini ada perbedaan fakta antara WNI dan dalam kasus tersebut," sambungnya.
Hermono mengatakan dengan adanya dua perbedaan terkait kronologi peristiwa antaran WNI dan APMM, maka perlu dibentuknya komisi independen seperti Tim Pencari Fakta (TPF) sebagai pihak ketiga untuk menengahi.
Baca juga:
Jika tidak dilakukan, dia khawatir akan terjadinya mispersepsi yang semakin meluas terkait kasus penembakan ini.
"(TPF) ini harus (dibentuk) oleh tim independen karena pandangannya sudah berbeda, ya," tuturnya.
Lebih lanjut, menjelaskan kondisi WNI yang selamat pasca penembakan terjadi di mana salah satu korban ada yang belum sadar karena tengah dalam masa pemulihan usai operasi pengangkatan ginjal.
Kendati demikian, sambungnya, WNI tersebut dalam kondisi baik.
Selain itu, juga membeberkan kondisi korban lainnya yaitu warga Aceh Timur bernama Muhammad Hanafiah yang juga dalam masa pemulihan setelah menjalani operasi pengangkatan peluru yang bersarang di lehernya.