Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu

Dokter ungkap pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu

Laporan Willem Jonata

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - atau seperti hurup C atau S  bisa terjadi pada siapa saja. Bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.

Dengan kata lain, lengkungan pada adalah suatu kondisi yang tak hanya berkembang selama masa anak-anak atau remaja, tetapi nyatanya kondisi ini juga bisa muncul di usia dewasa. 

Ada dua bentuk skoliosis, yakni skoliosis idiopatik dan skoliosis degeneratif.

Mengutip Swiss Surgery, skoliosis idiopatik terjadi pada pasien muda. Asal usulnya tidak diketahui, oleh karena itu disebut "skoliosis remaja idiopatik".

Anak perempuan umumnya lebih mungkin terkena daripada anak laki-laki.

Beberapa ahli berteori bahwa skoliosis idiopatik bisa berkembang akibat genetik dan bisa berasal dari lembutnya ligamen, lemahnya otot, atau perkembangan abnormal dari . 

Sementara itu, skoliosis degeneratif disebabkan oleh atrisi atau karena proses pengikisan pada .

Karena atrisi, kehilangan bentuk lurusnya, yang menyebabkan skoliosis.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai tiga sampai lima persen dari jumlah populasi.

Skoliosis yang berat dapat mengganggu kesehatan, menimbulkan keluhan yang dapat mengganggu produktivitas, menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri , kesulitan bernapas, dan gangguan pada organ dalam.

Kurangnya wawasan mengenai pentingnya peduli dengan kesehatan belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

Dalam seminar edukasi yang digelar Holywings Peduli baru-baru ini, dr. Singgih, MKM dari RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, menjelaskan serba-serbi tentang skoliosis.

Khususnya mengenai langkah-langkah .