Mengenal arti singkatan dan akronim: Perbedaan dan contoh penulisannya

Tahukah Anda bahwa singkatan dan akronim sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan ...

Mengenal arti singkatan dan akronim: Perbedaan dan contoh penulisannya

Jakarta (ANTARA) - Tahukah Anda bahwa singkatan dan akronim sering kali dianggap sama, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam tata bahasa?

Singkatan dan akronim merupakan bagian dari bahasa yang berfungsi untuk menyederhanakan penyampaian informasi. Keduanya termasuk dalam kaidah penulisan kata yang diatur oleh Ejaan yang Disempurnakan (EYD) dan melibatkan proses pemadatan beberapa kata menjadi bentuk yang lebih singkat.

Meski memiliki tujuan yang sama, singkatan dan akronim dibentuk dan digunakan dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu, memahami perbedaannya menjadi hal yang penting agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya.

Untuk menghindari kesalahpahaman, berikut penjelasan mengenai perbedaan antara singkatan dan akronim. Simak pembahasannya secara lengkap berikut ini.

Baca juga:

Perbedaan singkatan dan akronim

Singkatan dan akronim memiliki arti yang berbeda, yang dapat ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Singkatan merujuk pada bentuk kependekan atau ringkasan, yang dihasilkan dari proses pemendekan kata yang cukup panjang menjadi huruf atau gabungan huruf, seperti DPR, KKN, yth., dsb., dan hlm.

Sementara itu, akronim adalah singkatan yang terbentuk dari gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan diucapkan sebagai kata yang umum (seperti mayjen yang merupakan singkatan dari mayor jenderal, rudal yang berasal dari peluru kendali, dan sidak yang singkatan dari inspeksi mendadak).

Dengan demikian, semua bentuk kependekan dari kata atau frasa dapat digolongkan sebagai singkatan. Singkatan mengacu pada hasil pemendekan, dan akronim merupakan salah satu jenis singkatan. Selain itu, singkatan biasanya diucapkan huruf per huruf, sementara akronim diucapkan seperti kata biasa.

Perbedaan pengucapan ini menjadi salah satu ciri khas yang membedakan keduanya. Singkatan sering kali diucapkan sesuai dengan huruf-hurufnya, seperti "DPR" yang dibaca "De Pe Er", sementara akronim diucapkan seperti kata pada umumnya, contohnya "mayjen" yang diucapkan "mayjen" seperti kata "mayor jenderal" tanpa memisahkan huruf-hurufnya.

Baca juga:

Contoh kata singkatan

Berdasarkan informasi dari situs Kemendikbud.go.id, dalam Ejaan Bahasa Indonesia Edisi Kelima, terdapat beberapa jenis singkatan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis tersebut.

1. Nama orang, gelar, sapaan, jabatan, dan pangkat

Singkatan yang digunakan untuk nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat harus diikuti dengan tanda titik di setiap bagian dari singkatan tersebut. Beberapa contoh singkatan tersebut antara lain:

• Sdr. Hasyim: Saudara Hasyim
• H. Dahlan: Haji Dahlan
• Kol. Inf. Faisal: Kolonel Infanteri Faisal
• R.M. Tirto: Raden Mas Tirto
• Suman Hs.: Suman Hasibuan

Baca juga:

• A.K.B.P. Purnomo: Ajun Komisaris Besar Polisi Purnomo
• Prof.: profesor
• Dr. (H.C.): doktor honoris causa
• M.B.A: master of business administration
• Ph.D.: philosophiae doctor (doctor of philosophy)

• M.Hum.: magister humaniora
• M.Si.: magister sains
• S.E.: sarjana ekonomi
• dr.: dokter
• Dr.: doktor

2. Huruf awal setiap kata nama singkatan lembaga

Singkatan, yang juga termasuk dalam kategori akronim, terbentuk dari huruf pertama setiap kata pada nama lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, atau organisasi lainnya. Singkatan ini ditulis dengan huruf kapital dan tidak menggunakan tanda titik.

• PGRI: Persatuan Guru Republik Indonesia
• PASI: Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
• NKRI: Negara Kesatuan Republik Indonesia
• KTP: kartu tanda penduduk
• KUHP: Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

• NIP: nomor induk pegawai
• SIM: surat izin mengemudi
• SD: sekolah dasar
• MAN: madrasah aliah negeri
• PAUD: pendidikan anak usia dini

Baca juga:

3. Singkatan yang memiliki tiga huruf atau lebih biasanya diikuti dengan tanda titik

Singkatan yang terdiri dari lebih dari dua huruf dan umum digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat biasanya diikuti dengan tanda titik. Berikut adalah contohnya:

• dll.: dan lain-lain
• ttd.: tertanda
• ybs.: yang bersangkutan
• yth.: yang terhormat

• dkk.: dan kawan-kawan
• dst.: dan seterusnya
• sda.: sama dengan di atas

Jika dilihat lebih teliti, surat-menyurat juga sering menggunakan singkatan. Singkatan yang umum digunakan dalam surat-menyurat biasanya terdiri dari dua huruf, dan setiap singkatan tersebut diikuti dengan tanda titik. Contohnya seperti berikut:

• u.p.: untuk perhatian
• a.n.: atas nama
• s.d.: sampai dengan
• u.b.: untuk beliau
• d.a.: dengan alamat

Baca juga:

4. Singkatan lainnya

Beberapa singkatan lainnya, yang termasuk dalam kategori singkatan yang berupa lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang, yang tidak menggunakan tanda titik. Salah satunya adalah singkatan lambang kimia:

• kVA: kilovolt-ampere
• Cu: kuprum
• Rp: rupiah
• g: gram
• kg: kilogram

Contoh kata Akronim

1. Akronim nama diri

Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal dan setiap kata ditulis dengan huruf kapital tanpa disertai tanda titik.

• LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
• BIN = Badan Intelijen Negara
• LAN = Lembaga Administrasi Negara
• BIG = Badan Informasi Geospasial

Baca juga:

2. Nama diri yang berupa gabungan suku

Akronim yang berasal dari nama diri, baik berupa gabungan suku kata maupun kombinasi huruf dan suku kata dari serangkaian kata, ditulis dengan huruf kapital di awal. Berikut adalah contoh akronim nama diri yang terdiri dari gabungan suku kata:

• Bulog = Badan Urusan Logistik
• Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
• Kemenristek = Kementerian Riset dan Teknologi
• Kemenpora = Kementerian Pemuda dan Olahraga
• Lapan = Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
• Basarnas = Badan SAR Nasional

3. Gabungan huruf awal dan suku kata

Terdapat akronim yang bukan merupakan nama diri. Akronim ini terdiri dari kombinasi huruf awal dan suku kata atau gabungan suku kata, dan penulisannya menggunakan huruf kecil. Berikut contohnya:

• puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
• rapim = rapat pimpinan
• tilang = bukti pelanggaran
• rudal = peluru kendali
• iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
• pemilu = pemilihan umum

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025