Momen Haru Pemuda Palestina Kembali Bertemu Ibunya, Terpisah Lebih dari Setahun karena Perang Gaza

Pertemuan anak dan ibu terjadi ketika puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, Senin (27/1/2025).

Momen Haru Pemuda Palestina Kembali Bertemu Ibunya, Terpisah Lebih dari Setahun karena Perang Gaza

TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda akhirnya bertemu kembali dengan ibunya, setelah lebih dari setahun terpisah secara paksa karena perang di Gaza.

Momen haru ini diketahui dari sebuah video yang diunggah daring dan diverifikasi oleh Al Jazeera.

Pertemuan itu terjadi ketika puluhan ribu warga yang mengungsi kembali ke Gaza utara, Senin (27/1/2025).

Pemuda itu terlihat memeluk ibunya.

“Hamed adalah orang pertama yang ingin menyambut saya."

"Semoga Tuhan mengasihaninya, demi bangsa ini," ucap sang ibu sambil menangis, Senin, dilansir Al Jazeera.

Saat ini, warga yang mengungsi telah mulai kembali ke Gaza utara.

Kementerian dalam negeri wilayah itu telah mengonfirmasi saat gambar yang diunggah di media sosial menunjukkan ribuan orang mengalir di sepanjang jalan berpasir yang dibatasi oleh kehancuran akibat serangan udara selama lebih dari setahun.

“Perjalanan pengungsi telah dimulai di sepanjang Jalan Al-Rashid melalui bagian barat pos pemeriksaan Netzarim menuju Kota Gaza dan bagian utara Jalur Gaza," kata seorang pejabat kepada kantor berita AFP.

Ribuan warga telah menuju Koridor Netzarim – sebidang tanah yang diduduki yang membelah wilayah itu menjadi dua – pada Sabtu (25/1/2025), untuk mengantisipasi diizinkannya menyeberang kembali ke rumah mereka di utara seperti yang disepakati dalam kesepakatan bulan ini.

Namun, pasukan Israel memasang penghalang jalan dan menembaki beberapa orang yang mencoba kembali, hingga menewaskan satu orang.

Baca juga:

Hamas dituduh gagal menegakkan perjanjian dengan tidak menyertakan Arbel Yehoud, warga sipil , dalam pembebasan sandera hari Sabtu.

Kantor berita Wafa melaporkan bahwa beberapa orang terluka parah dalam serangan terhadap kerumunan warga sipil yang menunggu untuk menyeberangi koridor dekat kamp pengungsi Nuseirat.

Hamas menyatakan bahwa pemblokiran kembalinya pasukan ke wilayah utara juga merupakan pelanggaran , dan menambahkan bahwa Hamas telah memberikan “semua jaminan yang diperlukan” untuk pembebasan Yehoud.