Waspadai Serangan Flu Burung pada Sapi Perah dan Kucing, Berikut Gejalanya
Kasus sapi perah dan kucing tertular flu burung pernah merebak pada awal 2024 di Amerika Serikat.
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pakar Virologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Suwarno drh MSi mengungkapkan, kewaspadaan Avian Influenza atau flu burung yang bisa menyerang dan .
Kasus dan tertular flu burung pernah merebak pada awal 2024 di Amerika Serikat.
Ia mengatakan, flu burung merupakan penyakit yang kompleks dan terus berkembang dimana hewan liar banyak mati akibat terinfeksi virus tersebut.
“Flu burung terus berevolusi, bermutasi dan mengalami spillover, lompatan antar spesies yang berbeda. Yang semula hanya menginfeksi burung liar, sekarang dilaporkan telah menginfeksi manusia, mamalia, dan unggas domestik,” terang Prof Suwarno dikutip dari laman website unair, Senin (27/1/2025).
Saat ini kasus flu burung kembali merebak di dunia, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kewaspadaan ini sangat perlu karena beberapa negara di Amerika, Eropa, Afrika, Asia dan Australia telah melaporkan kasus flu burung akibat varian dari virus A yang sangat patogen,” ungkap Prof Suwarno.
Sapi perah merupakan salah satu hewan mamalia yang memiliki risiko terpapar virus flu burung.
Penurunan produksi susu mulai dari 20-100 persen menjadi dampak dari penularan virus antar spesies (dari unggas ke mamalia).
“Yang berbahaya adalah susu yang dihasilkan sangat tercemar dengan keberadaan virus tersebut. Susu mentah yang tidak dipasteurisasi dapat menjadi penyebab penyebaran virus pada spesies lain, termasuk , harimau, singa, anjing dan unggas domestik, serta hewan liar lainnya,” ungkapnya.
Adapun tanda atau gejala jika yang terdeteksi positif flu burung menunjukkan gejala yang tidak spesifik.
Umumnya terjadi penurunan nafsu makan, keluarnya leleran lendir dari hidung, feses yang lengket atau encer, lesu, dehidrasi dan demam.
Kualitas susu pada sapi perah yang terpapar pun konsistensi kental dan pekat, serta berwarna kuning mirip kolostrum.
Baca juga:
Sementara pada jauh lebih berisiko terjangkit daripada anjing. Hal tersebut dikarenakan perilaku yang kerap menjadikan burung sebagai target mangsanya. Oleh karena itu, penting memahami gejala pada yang terjangkit.
“Sejauh ini gejala yang muncul pada ditandai dengan penurunan nafsu makan, lesu, demam, Leleran lendir pada mata, bersin, batuk, hingga sesak nafas."
Selain itu juga dapat dilihat gejala syaraf yang mengalami gangguan koordinasi gerak, tremor, dan kejang disertai kebutaan.
Baca juga:
Untuk mencegah penyebaran flu burung pada , jangan beri susu yang tidak dipasteurisasi (dipanaskan) serta tidak konsumsi daging mentah atau setengah matang yang berasal dari unggas.
“Langkah selanjutnya yakni, jaga di dalam rumah agar terhindar dari paparan burung liar atau hewan liar lainnya, jauhkan dari ternak atau unggas lainnya. Saya himbau untuk segera bawa ke dokter hewan jika didapatkan gejala seperti yang disebutkan,” pesan Prof Suwarno.