Deputi Kemenko PM sebut desa pusat pemerataan pembangunan nasional
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kementerian Koordinator ...
Makanya ditekankan pentingnya pendekatan holistik untuk menciptakan desa yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan
Tanjungpinang (ANTARA) - Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) Abdul Haris menyebutkan pentingnya fokus pada desa sebagai pusat pemerataan pembangunan nasional, karena desa adalah poros fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
"Untuk itu, pendekatan kolaboratif antara masyarakat, perguruan tinggi, sektor swasta, dan pemerintah menjadi kunci dalam menciptakan desa yang mandiri dan sejahtera,” kata Abdul Haris dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (25/1).
Abdul Haris menyampaikan berbagai data dan strategi yang relevan, salah satunya fakta bahwa 53 persen penduduk miskin Indonesia berada di desa.
Hal ini menggarisbawahi pentingnya fokus pada desa sebagai pusat pemerataan pembangunan nasional. Desa adalah poros fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Menurutnya kolaborasi multipihak sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan pembangunan desa. Peran perguruan tinggi dianggap krusial, baik dalam pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, maupun melalui penelitian inovatif yang mendukung ekonomi lokal.
Salah satu rekomendasi utama dari FGD ini adalah perlunya digitalisasi layanan desa serta penguatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan pendidikan.
Baca juga:
Baca juga:
"Makanya ditekankan pentingnya pendekatan holistik untuk menciptakan desa yang tidak hanya maju secara ekonomi tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan," ujarnya.
Sementara, Rektor UMRAH Profesor Agung Dhamar Syakti menyampaikan sebagai perguruan tinggi yang berbasis maritim dan berlokasi strategis di wilayah Kepri, UMRAH memiliki peran penting dalam mendukung pemberdayaan desa melalui riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat.
Rektor menyatakan bahwa FGD ini mencerminkan dedikasi kampus dalam menjadikan desa-desa di Kepri sebagai model pembangunan berkelanjutan.
FGD ini bukan hanya diskusi, tetapi juga langkah nyata untuk menjawab tantangan pembangunan desa di tengah dinamika global.
"UMRAH siap menjadi penggerak inovasi dan solusi berbasis akademik untuk mengembangkan desa binaan,” ujarnya.
Rektor turut memaparkan studi kasus desa binaan di wilayah Kepri yang diinisiasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
Konsep desa binaan berkelanjutan yang dibahas mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan tujuan mendorong optimalisasi potensi lokal dan pemanfaatan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing desa.
FGD diharapkan dapat menghasilkan peta jalan strategis untuk pengembangan desa binaan di Kepulauan Riau yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia.
Dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan UMRAH sebagai pusat akademik, pembangunan desa tidak hanya menjadi program jangka pendek, tetapi juga investasi untuk masa depan bangsa.
"Melalui kegiatan ini, UMRAH menunjukkan bahwa perguruan tinggi bukan hanya tempat belajar, tetapi juga agen perubahan yang mampu menciptakan dampak nyata bagi masyarakat," kata Rektor UMRAH.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Ogen
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025