Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar
Korban Banjir Tagih Bantuan yang Dijanjikan Pemkab Blitar. ????Masyarakat Kabupaten Blitar yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini menunggu uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten Blitar. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Blitar (beritajatim.com) – Masyarakat Kabupaten Blitar yang terdampak banjir dan tanah longsor saat ini menunggu uluran tangan dari Pemerintah Kabupaten Blitar. Mereka kini masih menanti realisasi bantuan yang dijanjikan oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar, ada 78 rumah masyarakat yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Kondisi paling parah terjadi di Desa Sambigede sebanyak 25 rumah, Desa Birowo sebanyak 27 rumah, dan Desa Kedungwungu sebanyak 12 rumah.
Ketiga desa tersebut berada di wilayah Kecamatan Binangun. Rumah yang terdampak bencana lainnya ada di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, sebanyak 2 rumah, Desa Wates sebanyak 7 rumah, dan Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, sebanyak 5 rumah.
“Ada puluhan rumah terdampak banjir di Desa Sambigede. Namun terparah ada dua rumah yang hancur akibat banjir. Semua korban saat ini belum menerima bantuan dari individu atau Pemkab Blitar,” ujar Kades Sambigede, Roihan Al Madzhar, Rabu (29/01/2025).
Kini warga terdampak banjir dan tanah longsor pun masih menunggu kapan bantuan itu benar diberikan. Pemerintah Desa Sambigede pun memastikan bantuan bencana banjir ini akan diterima pada Februari.
Kepastian itu didapat dari Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Blitar. Tentu saja bantuan untuk korban bencana alam dari Pemkab Blitar ini diharapkan oleh masyarakat terdampak.
Pasalnya sejauh ini ada dua korban banjir yang rumahnya hancur dan masih menumpang di rumah saudaranya. Kondisi itu dirasakan sejak dua bulan terakhir usai tempat tinggal mereka tidak bisa dihuni lagi. Mereka hanya mendapatkan bantuan asupan makanan dari tetangganya.
“Bantuan itu sangat penting, karena korban hanya mengandalkan uluran tangan dari Pemkab Blitar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disperkimtan Kabupaten Blitar, Iwan Dwi Winarto, menjelaskan bahwa bantuan stimulan untuk bencana alam belum bisa diberikan saat ini. Namun, hal itu bukannya tanpa alasan. Pihaknya mengaku terkendala pada pengadaan barang dan jasa yang kini belum bisa dilakukan oleh Pemkab Blitar. Maka dari itu, pemerintah hanya menjanjikan memberikan bantuan itu pada bulan depan.
Disperkimtan Kabupaten Blitar sudah melakukan pemberkasan administrasi terkait bantuan tersebut. Selanjutnya hanya tinggal penyerahan bantuan kepada penerima manfaat. Pihaknya telah berkoordinasi dengan kepala desa untuk fasilitasi bantuan itu.
“Dana stimulan untuk korban banjir yang rumahnya roboh Rp 30 juta dalam bentuk non cash atau tabungan. Sedangkan, rumah yang terdampak ringan dapat bantuan Rp 15 juta. Karena uang itu bisa digunakan secara fleksibel. Untuk beli material dan kebutuhan lainnya,” pungkasnya. (owi/ian)