Pangeran Harry Berisiko Dideportasi: Apa Kata Trump?

Pangeran Harry, Duke of Sussex, kini berada di tengah sorotan terkait dengan berkas imigrasi.

Pangeran Harry Berisiko Dideportasi: Apa Kata Trump?

TRIBUNNEWS.COM - Pangeran Harry, Duke of Sussex, kini berada di tengah sorotan terkait dengan berkas imigrasi yang melibatkan pengakuannya mengenai penggunaan narkoba di masa lalu.

Desakan kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk merilis dokumen-dokumen tersebut mengemuka setelah adanya dugaan bahwa Harry mungkin telah berbohong dalam permohonan visanya.

Siapa yang Mengajukan Gugatan untuk Rilis Dokumen?

Lembaga riset yang berbasis di Washington, Heritage Foundation, telah mengajukan gugatan terhadap Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dengan tujuan untuk mendapatkan akses ke dokumen visa Pangeran Harry.

Mereka berargumen bahwa informasi ini penting untuk kepentingan publik dan menyiratkan adanya ketidakpuasan atas proses yang dilakukan oleh DHS.

Menurut Heritage Foundation, “Kami ingin melihat apakah Pangeran Harry telah mengungkapkan penggunaan narkoba dalam pengajuannya untuk visa AS.” Hal ini menciptakan ketegangan, mengingat Harry pernah mengaku dalam memoarnya, "Spare," yang dirilis pada 2023, bahwa ia telah mengonsumsi kokain, ganja, dan jamur psikedelik pada masa mudanya.

Apa Konsekuensi Jika Harry Ditemukan Berbohong?

Dalam konteks kebijakan imigrasi AS, setiap pemohon visa diwajibkan untuk mengungkapkan riwayat penggunaan narkoba.

Jika terbukti bahwa Pangeran Harry menyembunyikan informasi tersebut, hal ini bisa berakibat serius, termasuk deportasi.

Pernyataan Trump sebelumnya menunjukkan bahwa ia tidak akan memberikan perlakuan khusus kepada Pangeran Harry jika ia terbukti berbohong. "Kita harus melihat apakah mereka mengetahui sesuatu tentang narkoba itu dan jika dia berbohong, mereka harus mengambil tindakan yang tepat," ungkap Trump dalam wawancara dengan Nigel Farage di GB News pada tahun 2023.

Mengapa Rilis Dokumen Ini Sangat Penting?

Heritage Foundation mengeklaim bahwa rilis berkas imigrasi Harry akan membantu publik untuk memahami bagaimana DHS menjalankan tugasnya dan menggunakan kebijaksanaan dalam memproses aplikasi visa.

Samuel Dewey, pengacara dari Heritage, berpendapat bahwa “transparansi dan akuntabilitas” adalah hal yang sangat penting dalam konteks ini.

Meskipun mereka kalah dalam gugatan yang diajukan pada 23 September 2023, Dewey tetap mengajukan mosi lain untuk membatalkan keputusan tersebut.

Hakim Carl Nichols memutuskan bahwa dokumen terkait Pangeran Harry tetap bersifat pribadi, namun hal ini tidak menghentikan upaya Heritage Foundation untuk mendapatkan akses.

Apa Sikap Trump Terhadap Pangeran Harry?

Direktur Margaret Thatcher Center for Freedom di Heritage Foundation, Nile Gardiner, juga menegaskan bahwa Trump memiliki kewenangan hukum untuk merilis catatan imigrasi Pangeran Harry. "Tidak ada yang boleh berada di atas hukum," tegas Gardiner.

Dengan berbagai fakta yang beredar, perhatian publik semakin meningkat terhadap nasib Pangeran Harry dan imigrasinya di AS.

Walaupun ia kini menetap di Montecito, California, bersama istrinya, Meghan Markle, dan anak-anak mereka, risiko hukum yang dihadapi Harry akibat dugaan penggunaan narkoba tetap menjadi topik perdebatan.

Apa Langkah Selanjutnya?

Ketegangan ini menunjukkan bahwa masalah hukum terkait imigrasi dan kejujuran dalam pengajuan visa masih menjadi isu yang kompleks dan berisiko bagi individu-individu berpengaruh, termasuk Pangeran Harry.

Sementara perhatian tertuju pada keputusan Trump dan proses yang akan diambil oleh Heritage Foundation, publik akan terus mengawasi perkembangan situasi ini dengan cermat.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).