Apa yang Terjadi jika AS Nekat Serbu dan Duduki Gaza? Pakar Ungkap Prediksinya

Robert Inlakesh, jurnalis ternama sekaligus pakar kajian Timur Tengah, memprediksi apa yang bakal terjadi jika AS di bawah Trump menyerbu Gaza.

Apa yang Terjadi jika AS Nekat Serbu dan Duduki Gaza? Pakar Ungkap Prediksinya

TRIBUNNEWS.COM – Presiden (AS) sudah mengusulkan negaranya untuk mengambil alih .

Tak hanya itu, Trump juga memunculkan ide untuk memindahkan paksa warga di Gaza ke negara-negara Arab, misalnya Yordania, Mesir, dan lainnya.

Usul Trump itu langsung mendapat penolakan keras dari negara-negara Arab, negara lainnya, dan lembaga internasional.

Robert Inlakesh, seorang jurnalis ternama sekaligus pakar kajian Timur Tengah, mengatakan hanya ada kemungkinan kecil bahwa rencana Trump bakal terealisasikan.

Inlakesh menduga usul Trump itu hanya disampaikan agar menjaga koalisi sayap kanan Perdana Menteri tetap utuh, menutupi kegagalan mengalahkan , dan memunculkan tekanan demi memperbesar ekspansionisme .

Lalu, apa yang akan terjadi jika AS di bawah Trump nekat menyerbu Gaza untuk mengambil alih tanah itu?

Dalam kolom opini yang terbit di media Palestine Chronicle hari Jumat, (7/2/2025), Inlakesh memprediksi AS akan menemui kesulitan besar.

Dia mengatakan ada banyak orang yang menganggap usul Trump sebagai deklarasi perang dan upaya pembersihan etnis Palestina. AS akan memerlukan invasi berskala penuh untuk menjalankan rencananya.

NETANYAHU DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Netanyahu pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) berbicara dengan sekutunya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), di Gedung Putih.
NETANYAHU DAN TRUMP - Foto ini diambil pada Senin (10/2/2025) dari publikasi resmi Netanyahu pada Rabu (5/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) berbicara dengan sekutunya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan), di Gedung Putih. (Instagram/b.netanyahu)

Pada mulanya Inlakesh menyinggung kelompok-kelompok perlawanan di Gaza yang terus melawan serangan besar yang didukung AS dan negara Eropa selama 15 bulan.

Netanyahu terus mengatakan punya tujuan besar di Gaza, yakni menghancurkan . Namun, hingga kini masih gagal mencapai tujuannya.

“Karena Israel pada kenyataannya tidak pernah membuat rencana untuk menghalahkan kelompok-kelompok bersenjata Palestina, Israel malah melakukan genosida, menghancurkan hampir semua infrastruktur di Gaza, dan terkadang melakukan pembunuhan yang ditargetkan,” katanya.

Baca juga:

“Ide yang muncul pada permulaan perang, yakni tentara akan pergi dari rumah ke rumah, jalan ke jalan, dengan pasukan darat, membersihkan area, terlibat dalam pertempuran sengit, dan menembus sistem terowongan bawah tanah Gaza, benar-benar tidak dapat terealisasikan.”

Menurut Inlakesh, kesusahan menghadapi aksi sergapan para pejuang . Bahkan, menurutnya, tentara tidak benar benar-bertempur.

“Mereka meninggalkan panduan militer,” kata Inlakesh.