Film Dokumenter Kisah Pengusaha Kaya yang Menolak Tua
Film dokumenter yang tayang di Netflix mengangkat kisah pengusaha kaya yang terobsesi melawan penuaan.
Ambisi Jutawan Melawan Penuaan
Don't Die: The Man Who Wants to Live Forever karya Chris Smith mengangkat ambisi manusia melawan penuaan. Film dokumenter yang tayang di Netflix ini mengangkat kisah Bryan Johnson, pengusaha kaya di bidang teknologi, yang memiliki obsesi ekstrem melawan penuaan atau menolak menjadi tua.
Johnson, 47 tahun, menggelontorkan duit hampir Rp 32 miliar saban tahun untuk mendapatkan rangkaian perawatan awet muda. Dari konsumsi puluhan pil suplemen setiap hari, diet makan ketat, hingga ganti plasma darah sudah dilakukan pengusaha kaya ini. Film ini memberikan gambaran baru tentang dunia kesehatan manusia, terutama soal isu awet muda. Bagaimana perjalanan Bryan Johnson melawan penuaan itu dan apa kekuatan film ini? Baca selengkapnya
Flea Market Mauerpark atau pasar loak Mauerpark, Berlin, Jerman, menjual aneka barang dengan harga murah.
Menjelajah Pasar Loak di Bekas Tembok Berlin
Pasar loak Mauerpark dibangun di lokasi Tembok Berlin, Jerman, di antara distrik Wedding di bagian barat kota dan distrik Prenzlauer Berg di bagian timur. Prenzlauer Berg dulu bagian dari Uni Soviet dan sejak 1947 menjadi bagian dari ibu kota Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur). Setelah penyatuan Jerman, distrik Prenzlauer Berg berkembang menjadi kawasan wisata dan daerah borjuis Berlin. Kafe, bar, diskotek, dan klub terlihat di jalan-jalan.
Di pasar loak Mauerpark, aneka barang ada di sana, dari pakaian, baju tradisional Jerman khas Pegunungan Alpen, piringan hitam, porselen antik, prangko, kartu pos lama, koin, kamera tua, piring, sendok, furnitur antik, hingga benda-benda vintage. Barang-barang itu menjejali kios-kios yang berdiri di taman. Bagaimana pengalaman wartawan Tempo Shinta Maharani menjelajah dan berburu barang murah di pasar loak ini? Simak selengkapnya
Sutan Takdir Alisjahbana pernah menyindir puisi ala pantun dan syair sebagai dreun, ulangan bunyi tiada bermakna.
Hubungan Puisi dan Pantun dalam Sastra Melayu Lama
Pantun kini makin populer di kalangan pejabat. Saat berpidato, mereka kerap menyelipkan pantun. Kegiatan-kegiatan pantun pun makin sering diadakan. Fenomena ini menarik perhatian. Untuk ini, Tempo mengundang para penulis untuk mengupas berbagai aspek pantun. Tulisan pertama berjudul Pantun, Cakeeep... oleh Yahya Andi Saputra, yang membahas pantun Betawi, kami turunkan pada 11 Januari 2025.
Kali ini Hasan Aspahani, anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2023-2026, mengupas bagaimana pantun berkelindan dengan puisi. Sejumlah penyair mencipta puisi berbasis estetika pantun. Bahkan Chairil Anwar pun tidak sepenuhnya meninggalkan pantun. Ia menjadikan khazanah sastra lama itu bahan dasar untuk ia “hibridkan” dengan bentuk-bentuk baru menjadi bentuk lain yang lebih segar. Artikel lengkap baca
Petani Desa Ria-Ria, Serita Siregar mengecek lahan sawah yang tercemar pasir diduga efek pembangunan food estate di Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Surat dari Petani Food Estate Sumatera Utara
Pemerintah berambisi memperluas lahan food estate di Sumatera Utara. Proyek lumbung pangan akan dikembangkan di empat kabupaten melalui pembentukan Badan Otorita Pengelola Kawasan Food Estate Sumatera Utara. Di tengah rencana itu, lahan lokasi pertama proyek food estate yang dimulai empat tahun lalu di Desa Ria-Ria, Kabupaten Humbang Hasundutan, masih terbengkalai.
Serita Siregar, seorang petani food estate Desa Ria-Ria, mengirim surat yang menjelaskan kondisi di kampungnya. Dia, juga banyak petani lain, kini justru terbelit utang akibat pelaksanaan proyek yang berantakan. Pada edisi ini, Tempo juga menurunkan hasil wawancara dengan Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor. Mengapa proyek food estate bermasalah? Selengkapnya baca