Hamas Serahkan 3 Nama Tahanan yang Akan Dibebaskan, Israel Konfirmasi Terima Daftar Tersebut
Hamas menyerahkan nama 3 tahanan yang akan dibebaskan sesuai gencatan senjata. Israel mengonfirmasi penerimaan daftar tersebut.
TRIBUNNEWS.COM - Hamas baru saja menyerahkan kepada para mediator nama-nama tiga yang akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata.
Kelompok Palestina itu mengumumkan melalui saluran Telegram bahwa daftar tersebut telah diberikan.
Dikutip dari Al Jazeera, kemudian mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima daftar tawanan yang seharusnya dibebaskan oleh hari ini sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
"Israel telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan oleh Hamas pada hari Minggu (19/1/2025)," kata seorang pejabat senior Israel kepada CNN.
Baca juga:
Dalam pernyataannya, kantor Perdana Menteri juga menambahkan bahwa pihaknya telah mulai memberitahukan keluarga ketiga wanita yang akan dibebaskan.
Proses ini menandakan langkah penting dalam pelaksanaan gencatan senjata antara dan , di mana kesepakatan ini akan membuka jalan bagi pembebasan lebih banyak dalam beberapa tahap.
CNN telah menghubungi Qatar dan Mesir untuk konfirmasi.
Gencatan Senjata Akan Dimulai Pukul 09.15 GMT
Kantor Perdana Menteri mengumumkan bahwa gencatan senjata dengan di Gaza akan dimulai pada pukul 09.15 GMT, setelah mengalami penundaan selama beberapa jam.
Ketiga wanita tersebut adalah Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari.
10 Warga Palestina Tewas dalam Serangan
Pada Minggu (19/1/2025) pagi, serangan di Gaza menewaskan setidaknya 10 warga Palestina dan melukai 25 lainnya.
Serangan ini terjadi setelah batas waktu yang ditentukan untuk gencatan senjata Gaza berakhir.
Menurut pejabat rumah sakit dan pertahanan sipil Gaza, serangan tersebut berlangsung di beberapa wilayah Gaza, terutama di Kota Gaza dan bagian utara.
Enam orang tewas di lingkungan Al-Shaaf di timur Kota Gaza, tiga orang di utara Kota Gaza, dan satu orang lagi di Rafah, kota di bagian selatan Gaza.
Baca juga:
Pengeboman ini terjadi setelah gencatan senjata yang telah sangat dinantikan ditunda.
Sebelumnya, menyatakan bahwa gencatan senjata tidak akan dimulai sampai menyerahkan daftar nama sandera yang akan dibebaskan.
Hamas mengatakan penundaan ini disebabkan oleh "alasan teknis" di lapangan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)