Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 3,6 Triliun

PT Bank Permata Tbk (BNLI) cetak laba bersih Rp 3, 6 triliun pada 2024. Capaian ini didukung dengan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) yang tumbuh 4%.

Bank Permata Cetak Laba Bersih Rp 3,6 Triliun

PT Bank Permata Tbk (BNLI) cetak laba bersih Rp 3,6 triliun pada 2024. Capaian ini didukung dengan pendapatan operasional sebelum provisi (PPOP) yang tumbuh 4% dan perbaikan kualitas kreditnya.

“Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank,” ujar Meliza M. Rusli, Direktur Utama Bank Permata, dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/2).

Meliza menjelaskan, pertumbuhan bisnis Bank Permata tahun 2024 tercermin dari rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 83% dibandingkan 75% pada 2023. Total aset bank itu juga tumbuh 0,6% menjadi Rp 259 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah tercatat Rp 185 triliun pada 2024, dengan rasio CASA di level 55%. Permata juga membukukan rasio Cost-to-Income (CIR) yang semakin efisien menjadi 50% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 52%.

Lebih lanjut, penyaluran kredit naik 9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 155 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, terutama dikontribusikan oleh segmen korporasi yang tumbuh 12% menjadi Rp 89 triliun, diikuti pertumbuhan segmen komersial dan konsumer yang masing-masing tumbuh 6% dan 4%.

Kualitas aset pun kian sehat. Rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) masing-masing di level 2,1% dan 7,9%, membaik dibandingkan dengan 2,9% dan 8,7% pada 2023. Adapun cadangannya atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 375% dan 97%.

Upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset tetap dilakukan bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah.

Meliza menjelaskan rasio permodalan Permata saat ini masih merupakan salah satu yang terkuat di antara bank-bank komersial terbesar di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 bank tercatat masing-masing sebesar 35% dan 26%.

“Tahun 2024 adalah momen penting bagi Bank Permata, dengan perubahan logo yang mencerminkan aspirasi kami untuk 'Growing Together' dengan seluruh pemangku kepentingan, serta memosisikan diri sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global," ujar Meliza.

Dengan dukungan dan ekosistem kemitraan yang solid, menurut Meliza, Permata akan terus memperkuat sinergi dengan Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali.

Kolaborasi itu mengintegrasikan jaringan yang luas demi memfasilitasi transaksi lintas negara, investasi, serta kerja sama ekonomi antara Indonesia dan negara-negara ASEAN.