Gerak Saham Orang Terkaya Indonesia Usai Gagal Masuk MSCI, Harga CUAN Ambles 19%

Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu mayoritas mengalami kontraksi pada perdagangan Senin (10/2). Prajogo Pangestu saat ini menempati urutan pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes

Gerak Saham Orang Terkaya Indonesia Usai Gagal Masuk MSCI, Harga CUAN Ambles 19%

Emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu mayoritas mengalami kontraksi pada perdagangan Senin (10/2). Prajogo Pangestu saat ini menempati urutan pertama orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada Januari 2025.

Merujuk data perdagangan saham sesi pertama, harga saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik Prajogo merosot tajam atau auto rejection bawah alias ARB 19,87% ke level Rp 9.075 per saham. 

Menurut data BEI, saham Petrindo ambles 2.250 poin dan menyentuh level Rp 9.075 sebagai level terendahnya. Tidak hanya saham CUAN, saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) merosot 13,52% atau 950 poin ke level Rp 6.075 per saham.

Pada pukul 10.12 WIB, harga saham BREN bahkan menyentuh level Rp 5.825 per saham, anjlok 17,08% atau 1.200 poin. Sementara saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) terkoreksi 1,84% atau 15 poin ke level Rp 800 per saham.

Di sisi lain, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) naik 1,15% atau 75 poin ke level Rp 6.600 per saham. Selain TPIA, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) melejit 7,29% ke level Rp 3.090 per saham.

Penurunan ini terjadi beriringan dengan kabar batalnya sejumlah saham emiten Prajogo Pangestu masuk ke Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Standard. MSCI beberapa hari lalu mengumumkan hasil tinjauan indeks bulan Februari 2025. 

Hasilnya tiga emiten Prajogo Pangestu ke dalam MSCI Indonesia Investable Market, yakni CUAN, BREN, PTRO tidak masuk dalam daftar indeks tersebut. Berdasarkan pengumumannya, tiga emiten orang terkaya di Indonesia ini tidak masuk ke dalam MSCI Indonesia Investable Market Index setelah analisis dan masukan dari pelaku pasar terkait potensi masalah investasi. 

“Namun, MSCI tetap membuka masukan dari pelaku pasar dan investor mengenai saham-saham ini dan akan mempertimbangkan kembali kelayakan dalam tinjauan indeks di kedepannya,” demikian keterangan MSCI dalam pengumuman tersebut, dikutip Jumat (7/2). 

Indeks MSCI adalah indeks yang dirancang oleh Morgan Stanley Capital International untuk mencerminkan pergerakan harga saham dalam berbagai kategori, termasuk emiten di negara maju dan berkembang.