Hamas: Penarikan Tentara Israel dari Koridor Netrazim Tanda Kegagalan
Hamas menyebut penarikan pasukan Israel dari Koridor Netzarim di Gaza tengah sebagai indikasi kegagalan tujuan perang yang dilakukan Israel
![Hamas: Penarikan Tentara Israel dari Koridor Netrazim Tanda Kegagalan](https://statik.tempo.co/data/2025/02/09/id_1376018/1376018_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Hamas menyebut penarikan tentara Israel dari Koridor Netzarim di tengah menjadi sinyalemen kegagalan tujuan perang yang dilakukan Israel.
"Kembalinya para pengungsi, pertukaran tahanan yang terus berlangsung, dan penarikan (tentara Israel) dari Netzarim semuanya membongkar kebohongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengklaim telah mencapai kemenangan penuh atas rakyat kami," kata juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, dalam sebuah pernyataan, Minggu, 9 Februari 2025.
"Setiap upaya pasukan pendudukan untuk memaksakan kontrol militer atas Gaza dan membaginya telah gagal di hadapan keberanian perlawanan dan keteguhan rakyat kami," ujar Latif al-Qanou
Juru bicara itu juga mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan gagal mencapai tujuannya di Gaza melalui kesepakatan real estat dan perantara, sebagaimana Israel telah gagal melalui 15 bulan kelaparan, genosida, dan kehancuran sistematis. Sebelumnya pada 4 Februari, Trump mengatakan Washington akan mengambil alih Gaza dan memukimkan kembali warga Palestina ke tempat lain berdasarkan sebuah rencana pembangunan kembali yang luar biasa, yang diklaimnya dapat mengubah Gaza menjadi Riviera di Timur Tengah. Usulan itu mendapat kecaman luas dari warga Palestina, negara-negara Arab, dan banyak negara lain di seluruh dunia, termasuk Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
"Gaza akan tetap menjadi tanah yang bebas, dibela oleh rakyatnya dan para pejuang perlawanan, serta akan tetap tertutup bagi para penjajah dan pendudukan asing," kata Latif al-Qanou
Sebagaimana diwartakan, tentara Israel menarik pasukannya dari Koridor Netzarim, yang memisahkan Gaza utara dari selatan, pada Minggu, 9 Februari 2025, setelah lebih dari satu tahun tiga bulan pendudukan. Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari di , untuk menghentikan perang Israel yang telah menewaskan hampir 48.200 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, serta membuat daerah kantong Palestina tersebut dalam kondisi luluh lantak.
Sumber : Anadolu | Antara
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik