Ini Dia Langkah Sederhana Menurunkan Risiko Stroke Setelah Usia 60
ShutterstockStroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah di otak pecah, yang menyebabkan sel-sel otak mati. Kondisi ini serius, terutama bagi orang dewasa di atas usia...
Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat atau pembuluh darah di otak pecah, yang menyebabkan sel-sel otak mati.
Kondisi ini serius, terutama bagi orang dewasa di atas usia 60 tahun, tetapi kabar baiknya adalah banyak stroke dapat dicegah.
Dengan membuat perubahan gaya hidup sehat dan mengelola kondisi kesehatan tertentu, Anda dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah penyebab utama stroke. Seiring waktu, tekanan darah tinggi merusak pembuluh darah, sehingga lebih mudah terjadi penyumbatan atau pecah.
Penelitian di The Lancet menunjukkan bahwa menjaga tekanan darah di bawah 120/80 mmHg dapat mengurangi risiko stroke hingga setengahnya.
Untuk menurunkan tekanan darah, kurangi garam dalam makanan Anda, makan lebih banyak buah dan sayuran, dan berolahragalah secara teratur. Berjalan, berenang, atau bersepeda hanya selama 30 menit sehari dapat membuat perbedaan besar.
Kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama lainnya untuk stroke. Terlalu banyak LDL, atau kolesterol "jahat", dapat menumpuk di arteri dan membentuk plak yang menghalangi aliran darah ke otak.
Pola makan yang kaya akan biji-bijian utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan lemak sehat seperti minyak zaitun dapat membantu menurunkan kolesterol.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association juga menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan berlemak seperti salmon, yang kaya akan asam lemak omega-3, dapat mengurangi risiko stroke dengan meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Diabetes sangat erat kaitannya dengan stroke karena kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah seiring waktu.
Mengelola gula darah melalui diet, olahraga, dan, jika perlu, pengobatan sangatlah penting.
Sebuah penelitian dalam Diabetes Care menemukan bahwa orang yang menjaga kadar gula darah tetap stabil jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stroke.
Hindari minuman manis, karbohidrat olahan, dan makanan olahan, dan fokuslah pada makan makanan utuh yang padat nutrisi.
Merokok merupakan penyebab stroke yang terkenal, karena dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
Berhenti merokok merupakan salah satu cara paling ampuh untuk mengurangi risiko stroke.
Penelitian dari British Medical Journal menunjukkan bahwa risiko stroke mulai menurun dalam beberapa minggu setelah berhenti dan terus menurun seiring waktu.
Bagi mereka yang membutuhkan bantuan untuk berhenti, terapi penggantian nikotin dan kelompok pendukung dapat menjadi cara yang efektif.
Obesitas dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga berkontribusi terhadap risiko stroke.
Berat badan berlebih, terutama di sekitar pinggang, meningkatkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Menurunkan berat badan sedikit saja—hanya 5–10% dari berat badan Anda—dapat memberikan dampak yang besar.
Aktivitas fisik yang teratur, seperti berjalan, berkebun, atau menari, tidak hanya membantu mengelola berat badan tetapi juga meningkatkan kesehatan jantung dan otak secara keseluruhan.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah fibrilasi atrium, jenis detak jantung tidak teratur yang semakin umum seiring bertambahnya usia.
Fibrilasi atrium dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah, sehingga meningkatkan risiko stroke.
Menurut penelitian dalam Stroke, mengelola kondisi ini dengan pengobatan atau prosedur dapat menurunkan risiko stroke secara signifikan.
Jika Anda merasakan gejala seperti detak jantung berdebar, pusing, atau sesak napas, konsultasikan dengan dokter.
Konsumsi alkohol juga harus dikurangi. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan bahwa minum sedikit, seperti segelas anggur per hari, dapat bermanfaat bagi jantung, minum banyak alkohol meningkatkan risiko stroke dengan meningkatkan tekanan darah dan melemahkan pembuluh darah.
Pendekatan yang paling aman adalah membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas untuk pria, seperti yang direkomendasikan oleh American Heart Association.
Terakhir, tetap aktif secara sosial dan terlibat secara mental juga dapat menurunkan risiko stroke.
Kesepian dan stres kronis telah dikaitkan dengan tekanan darah tinggi dan peradangan, yang keduanya meningkatkan risiko stroke.
Aktivitas seperti menjadi sukarelawan, bergabung dengan klub, atau menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman dapat membantu menjaga otak dan tubuh Anda tetap sehat.
Simpulannya, mengurangi risiko stroke setelah usia 60 tahun melibatkan kombinasi kebiasaan sehat.
Mengontrol tekanan darah, mengelola kolesterol dan gula darah, berhenti merokok, tetap aktif, menjaga berat badan yang sehat, dan mengurangi konsumsi alkohol adalah langkah-langkah kunci.
Pemeriksaan rutin dengan dokter dapat membantu mendeteksi dan mengelola faktor risiko sejak dini.
Dengan melakukan perubahan ini, Anda dapat mengurangi kemungkinan terkena stroke dan menikmati hidup yang lebih sehat dan lebih aktif.