Komunitas Bawean Gresik di Malaysia: Jejak Perantauan Sejak 1920

Tradisi perantauan ini sudah berlangsung sejak tahun 1920-an, jauh sebelum Malaysia merdeka pada tahun 1957. Hal ini diungkapkan oleh H. Razak, Sekretaris Jenderal Persatuan Bawean Malaysia (PBM), yang menyebutkan bahwa masyarakat Bawean telah berdiaspora ke Malaysia sejak era tersebut. Akibatnya, banyak diaspora Bawean yang kini menjadi warga negara Malaysia. The post Komunitas Bawean Gresik di Malaysia: Jejak Perantauan Sejak 1920 appeared first on KlikJatim.com.

Komunitas Bawean Gresik di Malaysia: Jejak Perantauan Sejak 1920

| Kuala Lumpur – Keberadaan masyarakat Pulau Bawean, , yang kini menjadi warga negara Malaysia, tidak terlepas dari budaya merantau yang telah mengakar kuat dalam kehidupan mereka.

Tradisi perantauan ini sudah berlangsung sejak tahun 1920-an, jauh sebelum Malaysia merdeka pada tahun 1957. Hal ini diungkapkan oleh H. Razak, Sekretaris Jenderal Persatuan (PBM), yang menyebutkan bahwa masyarakat Bawean telah berdiaspora ke Malaysia sejak era tersebut. Hasilnya banyak diaspora Bawean yang kini menjadi warga negara Malaysia.

“Pada tahun 1920-an hingga 1950-an, banyak orang Indonesia, khususnya dari Bawean, merantau ke Malaysia untuk bekerja. Mereka berprofesi sebagai sopir, kontraktor, dan pekerja di berbagai sektor lainnya. Saat ini, banyak keturunan Bawean di Malaysia yang memiliki perusahaan konstruksi,” ujarnya pada Sabtu 8 Februari 2025, saat ditemui di Kuala Lumpur.

H. Razak juga mengakui bahwa masih ada keturunan Bawean di Malaysia yang merasa malu dengan identitas asal mereka. Hal ini terjadi karena stereotip yang menganggap Bawean sebagai masyarakat pinggiran. Padahal, banyak orang Bawean yang telah meraih kesuksesan di Malaysia, seperti menjadi kontraktor besar, pengajar, wiraswasta.

Bahkan, beberapa kawasan di Malaysia dihuni mayoritas oleh keturunan Bawean. Diperkirakan, diaspora Bawean di Malaysia lebih dari 70 ribu orang.

Baca juga:

“Terdapat beberapa wilayah yang didominasi oleh warga Bawean, seperti Pondhuk (Perkampungan) Pekalongan, Sukaoneng, dan Gelam. Selain itu, di kawasan Selangor juga terdapat komunitas Bawean di Sungai Cincin, Gombak, Kampung Pandan, dan Balakong,” jelasnya.

Oleh karena itu, setiap kali berkumpul dengan komunitas keturunan Bawean di Malaysia, PBM selalu mendorong mereka untuk bangga dengan asal-usulnya dan tidak merasa malu dengan warisan leluhur Bawean.

“Orang Bawean tidak hanya ada di Malaysia, tetapi juga di Singapura, Brunei, dan Vietnam. Kami berharap suatu saat nanti akan ada komunitas ‘ASEAN Bawean’ yang dapat mempererat hubungan diaspora Bawean di berbagai negara,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Anak Oreng Phebian (AOP) Malaysia, Horsi bin Sainawi, menambahkan bahwa keturunan Bawean di Malaysia saat ini masih terus berjuang meneguhkan eksistensi mereka dalam kehidupan sosial di Malaysia yang majemuk (multikultural).

“Kami, warga Malaysia keturunan Bawean, masih sering dianggap sebagai pendatang. Padahal, kami juga telah berkontribusi dan menjadi bagian dari pembangunan negara ini,” ujarnya.

Dalam pertemuan yang berlangsung, hadir pula Bendahara PBM Abdur Rahman, Penasihat AOP Roy, serta Ketua AOP Horsi bin Sainawi, yang bersama-sama membahas eksistensi dan peran keturunan Bawean di Malaysia. (qom)