"Ne Zha 2" jadi film non-Hollywood pertama yang raup 1 miliar dolar

Film animasi blockbuster China "Ne Zha 2" berhasil memecahkan banyak rekor box office, menjadi film pertama ...

Beijing (ANTARA) - Film animasi blockbuster China "Ne Zha 2" berhasil memecahkan banyak rekor box office, menjadi film pertama yang melampaui 1 miliar dolar AS di sebuah pasar tunggal dan film non-Hollywood pertama yang masuk dalam jajaran film dengan pendapatan miliaran dolar yang banyak didambakan.

Film kedua dari waralaba film mitologi tersebut juga mencetak rekor baru dalam hal jumlah penonton yang mencapai angka tertinggi sepanjang masa di China, dengan sukses menarik lebih dari 160 juta penonton, menurut data dari platform penjualan tiket Maoyan dan Beacon.Disutradarai oleh Yang Yu, yang dikenal sebagai Jiaozi, film yang tayang di layar lebar saat liburan Tahun Baru Imlek pada 29 Januari tersebut melampaui kesuksesan "Wolf Warrior 2" tahun 2017 untuk menjadi film yang paling banyak ditonton di China. Sementara itu, total pendapatannya (termasuk prapenjualan) hingga Minggu (9/2) mencapai 8 miliar yuan atau setara 1,12 miliar dolar AS.Hanya dalam waktu delapan hari dan lima jam setelah dirilis, "Ne Zha 2" menjadi film terlaris sepanjang masa di China pada Kamis (6/2), melampaui rekor 5,77 miliar yuan yang dihasilkan oleh "The Battle at Lake Changjin".

Sehari kemudian, film itu menyalip "Star Wars: The Force Awakens" untuk menjadi film terlaris sepanjang masa di sebuah pasar tunggal, meraup lebih dari 6,79 miliar yuan (termasuk prapenjualan) di China pada Jumat (7/2).Menjadi lanjutan dari film animasi terkenal "Ne Zha" yang meraup 5 miliar yuan dan menduduki puncak tangga box office China pada 2019, sekuel tersebut memikat penonton dengan visualnya yang menakjubkan, penceritaan yang kaya, dan resonansi budaya yang mendalam.Pencapaian yang memecahkan rekor ini menjadikan "Ne Zha 2" bukan hanya menjadi salah satu raksasa box office, melainkan juga fenomena budaya, yang semakin menegaskan kemampuan China dalam memproduksi film-film blockbuster lokal yang menarik perhatian penonton domestik.Para analis industri kini sedang mengamati dengan saksama untuk melihat apakah "Ne Zha 2" dapat mempertahankan momentumnya dan menetapkan tolok ukur yang lebih tinggi lagi dalam beberapa hari ke depan.

Maoyan pada Minggu malam waktu setempat kembali menaikkan proyeksi box office domestik untuk film tersebut, yang kini diperkirakan bakal menembus angka 12 miliar yuan, naik dari proyeksi tiga hari lalu, yakni lebih dari 10,8 miliar yuan. Ini menandai kali pertama sebuah film China diprediksi mampu melampaui ambang batas 10 miliar yuan.Sekuel tersebut melanjutkan kisah karakter ikonis dari mitologi China. Berlatar setelah peristiwa di film pertama, film tersebut mengisahkan perjalanan Nezha dan Aobing saat jiwa mereka terselamatkan, tetapi wujud fisik mereka menghadapi kehancuran. Dengan bantuan Taiyi Zhenren yang abadi, yang menggunakan Teratai Tujuh Warna untuk merekonstruksi tubuh mereka, kedua pahlawan itu harus menghadapi berbagai tantangan.Membawa penonton dalam perjalanan emosional yang memadukan aksi, humor, dan hati, "Ne Zha 2" sendiri menyumbang separuh dari total pendapatan box office selama liburan Festival Musim Semi 2025 yang bersejarah. Dengan jumlahnya melampaui 9,5 miliar yuan dari 28 Januari hingga 4 Februari.Performa yang kuat ini menandai kemenangan besar bagi industri perfilman China, yang menghadapi tahun yang sulit pada 2024, dengan pendapatan box office turun 23 persen dari tahun 2023 dan 34 persen dari masa sebelum pandemi pada 2019.Dalam konteks ini, keberhasilan "Ne Zha 2" yang memecahkan rekor ini dipuji sebagai dorongan yang sangat dibutuhkan bagi sektor tersebut.

Orang-orang keluar dari ruang pemutaran film di sebuah bioskop di Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya, pada 3 Februari 2025. (ANTARA/Xinhua/Peng Yikai)

Analis Maoyan, Lai Li, menggambarkan film tersebut sebagai tonggak penting, khususnya bagi industri animasi China yang sedang berkembang. "Keberhasilan 'Ne Zha 2' telah menetapkan tolok ukur untuk tahun ini," kata Lai.

"Hal ini menyoroti ketahanan dan potensi pertumbuhan pasar perfilman China yang luar biasa, dan kami sangat antusias menyaksikan bagaimana perkembangan di sepanjang 2025," imbuhnya.

Selain sukses di China, "Ne Zha 2" siap membuat gebrakan internasional sebagai jembatan budaya, menawarkan kepada penonton global sekilas gambaran tentang mitologi dan tradisi China yang kaya.Jiaozi, yang menjadi terkenal setelah kesuksesan "Ne Zha", menekankan bahwa kesuksesan industri perfilman China di kancah internasional bergantung pada daya tarik intrinsik dari karya-karya itu sendiri.

"Ini tentang apakah naskah, cerita, dan karakter-karakternya dapat menggerakkan penonton di seluruh dunia. Ini bukan hal-hal yang bisa dialihdayakan," tuturnya.Jiaozi juga berbagi perjalanan pribadi yang dialaminya melalui film "Ne Zha", menjelaskan bagaimana serial tersebut telah berkembang dari hasrat pribadinya menjadi fenomena budaya yang luas."Langkah pertamanya adalah menciptakan sesuatu yang saya sukai, dan penonton domestik pun menyukainya," kata Jiaozi.

"Seiring berjalannya waktu, saya berusaha memperbaikinya, menyempurnakan karya saya. Saya percaya suatu hari nanti, ide-ide baru, makna yang lebih dalam, dan jiwa baru akan muncul dari hal itu, dan seluruh dunia akan dapat menghargainya," lanjutnya.Pandangan Jiaozi senada dengan pendapat para pakar industri perfilman.Yin Hong, wakil ketua Asosiasi Film China sekaligus profesor di Universitas Tsinghua, mengaitkan kesuksesan film tersebut dengan lapisan naratifnya yang mendalam."Penggambaran ulang film ini terhadap mitologi, dengan penggambarannya untuk dualitas roh-iblis, konflik antara alam magis dan surgawi, serta pertikaian antara surga dan dunia bawah laut, menciptakan ketegangan dramatis yang bekerja pada berbagai level," tutur Yin kepada Xinhua."Film ini menangkap tema universal tentang perkembangan anak, membentuk pola dasar Oedipal yang menjembatani narasi individu dan masyarakat," ujar Yin, terutama memuji penceritaan film tersebut yang halus namun hebat.Rao Shuguang, presiden Asosiasi Kritikus Film China, memuji film tersebut atas perpaduan mitologi tradisional China dan penceritaan modern, yang membuatnya sangat relevan bagi penonton kontemporer."Film ini membuktikan bahwa film yang bagus membutuhkan kisah yang menarik, penceritaan yang tajam, dan karakter yang dikembangkan dengan baik," tutur Rao, seraya mengungkapkan harapannya China dapat terus memproduksi film berkualitas tinggi yang memikat penonton dan mendorong lebih banyak orang menonton di bioskop.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2025