Polri Buka Jalur Khusus Penghafal Al Qur'an untuk Jadi Polisi
Polri berkeyakinan bergabungnya para penghafal Al Quran jadi polisi bisa menjadi teladan dan etika di internal kepolisian.
![Polri Buka Jalur Khusus Penghafal Al Qur'an untuk Jadi Polisi](https://statik.tempo.co/data/2024/04/03/id_1292552/1292552_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Selain memberikan prioritas kepada santri yang ingin bergabung sebagai anggota kepolisian, Polri juga membuka jalur khusus bagi para penghafal Al-Quran untuk menjadi anggota korps Bhayangkara. Polri berkeyakinan bergabungnya para penghafal qur’an bisa menjadi teladan dan etika di internal .
“Polri juga memberikan kesempatan luas bagi hafidz qur’an dan juga para santri yang ingin menjadi polisi,” kata Irwasum Polri Komisaris Jenderal Dedi Prasetyo dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 10 Februari 2025.
Dedi mengatakan karakter pendidikan yang diterapkan bagi penghafal qur’an mencerminkan disiplin yang kuat. Dengan karakter itu, Dedi meyakini akan relevan dengan nilai-nilai yang akan diterapkan di institusi kepolisian.
“Mereka memiliki kemampuan untuk ikut perintah dan prosedur dengan baik,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dedi menjelaskan dalam empat tahun terakhir terjadi penurunan anggota kepolisian yang berlatar santri maupun penghafal qur’an. Dia berharap ada peningkatan pada periode pendaftaran tahun ini.
Berikut jumlah penerimaan polisi berlatar pendidikan pesantren dan hafiz Alquran dari tahun anggaran 2021 hingga 2024:
- Tahun 2021 sejumlah 84 orang (Bintara 83 orang, Tamtama 1 orang)
- Tahun 2022 sejumlah 55 orang (Bintara 50 orang, Tamtama 5 orang)
- Tahun 2023 sejumlah 74 orang (Bintara 61 orang, Tamtama 13 orang)
- Tahun 2024 sejumlah 52 orang (Akpol 1 orang, Bintara 49 orang, Tamtama 2 orang).
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Listyo Sigit Prabowo memprioritaskan jalur santri untuk rekrutmen anggota Polri 2025. Menurut Sigit, para santri yang berminat menjadi anggota polisi akan lebih kokoh dalam menahan godaan saat bertugas.
Jenderal bintang empat itu tidak ingin polisi hanya memahami tugas kepolisian saja. Dia berharap polisi mempunyai kematangan karakter untuk mampu mengayomi dan menjadi contoh masyarakat. “Karena dibekali iman yang kuat, sehingga pada saat menghadapi tantangan godaan semuanya bisa bertahan,” ucap Sigit dalam sambutannya di acara Munas Nahdlatul Ulama di Hotel Sultan, Rabu, 5 Februari 2025.
Pada kesempatan tersebut, Sigit mengapresiasi NU yang sudah mendukung jalur santri pada rekrutmen anggota Polri. Sigit sangat mendorong para di pondok pesantren tertarik untuk bergabung menjadi polisi.
“Terima kasih kami mendapatkan rekrutmen-rekrutmen baru, anggota-anggota Polri baru, yang bisa kami tampilkan di masyarakat menjadi polisi-polisi baik. Terima kasih kepada rekan-rekan NU dan pondok pesantren yang telah mendorong dan menjadi anggota Polri,” ucap Sigit.
Pendaftaran anggota Polri 2025 mulai dibuka pada 5 Februari hingga 6 Maret mendatang. Merujuk laman resmi penerimaan Polri, terdapat empat jalur seleksi dimulai dari Akademi Kepolisian, Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana, Bintara, dan Tamtama.
Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: