Ponpes Nurul Jadid Paiton didirikan untuk cetak kader umat dan bangsa
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, KH Moh Zuhri Zaini menyebut pendirian pesantren itu untuk mencetak kader umat dan bangsa sehingga tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu ...
Probolinggo (ANTARA) - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, KH Moh Zuhri Zaini menyebut pendirian pesantren itu untuk mencetak kader umat dan bangsa sehingga tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi."Kami ingin mencetak santri yang tidak hanya menjadi kiai, ustadz, atau muballigh, tetapi juga bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa. Itulah cita-cita almarhum KH Zaini Mun'im (pendiri pesantren)," ujar Kiai Zuhri dalam sambutannya pada Harlah ke-76 Ponpes Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Minggu.Ia menuturkan bahwa Ponpes Nurul Jadid sejak awal tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga mengajarkan ilmu pengetahuan modern, mata pelajaran seperti biologi disebut dengan istilah "ilmu hayat, matematika dengan "aljabar" dan geografi dengan "jarafiyah" untuk memberikan pendekatan yang lebih menyeluruh terhadap pembelajaran.Kiai Zuhri juga menyampaikan pesan pendiri Ponpes Nurul Jadid almarhum Kiai Zaini bahwa para alumni pesantren yang kembali ke masyarakat dan tetap berbakti kepada umat dan bangsa, serta tidak perlu mengibarkan bendera Ponpes Nurul Jadid di tengah-tengah masyarakat."Santri Nurul Jadid yang pulang ke masyarakat sudah menjadi milik masyarakat, mereka harus bekerja sama dengan semua pihak, baik sesama alumni, pesantren lain, maupun pihak-pihak yang memiliki visi dan misi yang sama," ucapnya.Dalam kesempatan itu, Kiai Zuhri mengenang perjalanan panjang perjuangan pendiri dan pengasuh pertama Ponpes Nurul Jadid Paiton, KH Zaini Mun'im di Tanah Air."Kami mewakili dewan pengasuh dan pengurus Pesantren Nurul Jadid mengucapkan ahlan wa sahlan bihudurikum, selamat datang dan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu yang telah menyempatkan waktu untuk hadir di tengah kesibukan masing-masing, untuk turut serta dalam acara kami," tuturnya.Kiai Zuhri menceritakan perjalanan hijrah pendiri pesantren almarhum KH Zaini Mun'im yang berangkat dari Kabupaten Pamekasan, Madura, menuju Pulau Jawa dalam kondisi penuh tantangan."Perjalanan beliau ke Jawa bukanlah hal yang direncanakan jauh-jauh hari. Ini adalah takdir Allah. Kiai Zaini bersama para tokoh masyarakat Madura, khususnya para masyayikh ikut berperan dalam melawan penjajahan Belanda setelah seruan KH Hasyim Asy’ari dengan resolusi jihad yang menggugah semangat kaum santri untuk bangkit melawan penjajah," kata Kiai Zuhri.Menurutnya, Kiai Zaini yang juga merupakan bagian dari Laskar Fisabilillah, melakukan hijrah ke Jawa untuk menghindari tekanan penjajah Belanda sekaligus bergabung dengan para pejuang yang akan menuju Yogyakarta.Di Jawa, Kiai Zaini berangkat ke Sumenep, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pondok Salafiyah Syafiiyah Sukorejo di Situbondo, yang kala itu dipimpin oleh KHR Syamsul Arifin."Pesantren Nurul Jadid berdiri atas dukungan dari para masyayikh, salah satunya adalah KH Hasan Genggong," tuturnya.Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Kabupaten Probolinggo juga ditunjuk menjadi tuan rumah dalam peringatan Harlah ke-102 NU pada 24-25 Januari 2025.