Unand tegaskan tidak toleransi dosen lakukan plagiarisme

Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi menegaskan sikap tegas dan tidak menoleransi ...

Unand tegaskan tidak toleransi dosen lakukan plagiarisme

Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi menegaskan sikap tegas dan tidak menoleransi tindakan plagiarisme yang dilakukan dosen atau pegawai di lingkup perguruan tinggi negeri tersebut.

"Sikap kita tegas karena Unand mengedepankan dan menjaga integritas akademik," kata Rektor Unand Efa Yonnedi menanggapi salah seorang dosen yang terbukti melakukan plagiarisme dan telah dijatuhi sanksi di Padang, Minggu.

Rektor mengatakan saat pertama kali mendengar adanya informasi dugaan plagiarisme yang dilakukan oleh salah seorang dosen, pihaknya langsung membentuk Komisi Penegakan Kode Etik yang beranggotakan 13 orang untuk mendalami dugaan tersebut.

Komisi ini telah menyelesaikan tugasnya dalam mengumpulkan fakta dan bukti terkait dugaan plagiarisme pada 15 Agustus 2024. Meskipun tim ini dibentuk oleh internal fakultas, hasil investigasi beserta kesimpulan dan rekomendasi telah disetujui oleh pimpinan universitas.

"Setelah didalami memang terbukti adanya plagiarisme dan yang bersangkutan mengakui," ujar Rektor Unand.

Atas tindakan tidak terpuji tersebut, perguruan tinggi tertua di luar Pulau Jawa itu menjatuhi sanksi berupa yang bersangkutan membuat pernyataan penyesalan secara terbuka di depan pimpinan fakultas dan majelis dosen.

Kedua, penghentian sementara tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi selama satu semester (Januari-Juni 2025). Penghentian sementara hak publikasi karya ilmiah dan penghentian sementara pemberian tunjangan remunerasi masing-masing selama satu semester.

"Yang melakukan ini dosen muda dan kita lakukan pembinaan," kata eks Konsultan Bank Dunia tersebut.

Menurutnya, penerapan sanksi tegas terhadap dosen tersebut diharapkan menjadi alarm atau peringatan bagi setiap dosen atau tenaga pendidik di lingkup civitas akademika agar tidak melakukan plagiarisme.

"Kita harapkan ke depan tidak ada lagi kasus dosen yang melakukan plagiarisme karena mencoreng institusi dan wajah pendidikan," ujarnya.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025