UNISLA dukung pelestarian hingga perawatan manuskrip leluhur
Universitas Islam Lamongan (UNISLA) mendukung pelestarian hingga perawatan manuskrip yang merupakan peninggalan para leluhur dengan meresmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur.“Pembentukan pusat studi ...

Lamongan, Jawa Timur (ANTARA) - Universitas Islam Lamongan (UNISLA) mendukung pelestarian hingga perawatan manuskrip yang merupakan peninggalan para leluhur dengan meresmikan Pusat Studi Kajian Manuskrip Wali Jawa Timur.
“Pembentukan pusat studi tersebut diharapkan semangat Yayasan Sunan Giri dapat menjadi pemicu terciptanya pionir pelestarian nilai-nilai warisan leluhur,” kata Rektor UNISLA Lamongan Abdul Ghofur di Lamongan, Jawa Timur, Sabtu, (15/2).
Selain peresmian pusat studi, Program Magister PAI Fakultas Agama Islam UNISLA juga bekerjasama dengan Manuskripedia untuk menyelenggarakan seminar bertajuk Menelusuri Jejak Dakwah dan Pemikiran Sunan Giri dari Naskah Kuno.
Dalam seminar, Founder Manuskripedia sekaligus Kepala Staf
Kepresidenan era Gus Dur Wahyu Muryadi menjelaskan manuskrip Nusantara menyimpan khasanah keilmuan yang sangat dahsyat sehingga perlu dirawat dan dilestarikan.
Ia menjelaskan Manuskripedia sendiri adalah salah satu tempat mewakafkan diri untuk merawat nilai-nilai leluhur sehingga naskah-naskah kuno dapat ditranskripsi translasi dan dikaji serta didigitalisasi agar tidak lenyap oleh zaman.
Sejarahwan dan Budayawan Nasional Kris Adji A. W. mencontohkan, banyak sekali naskah yang berbicara tentang Sunan Giri seperti Lontar Ferara yang bercerita tentang pertemuan wali di Nusantara yang bertempat di Giri Kedaton.
Kemudian juga Babad Gresik yang bercerita tentang sejarah Islamisasi di Gresik serta Babad Sindujaya yang bercerita tentang Kiai Sindojoyo.
“Banyak nilai yang diwariskan oleh Sunan Giri seperti tembang Asmarandana, Pocung, dan Sinom,” ujarnya.
Selain itu, terdapat pula permainan anak-anak yang memiliki banyak nilai mendalam mulai dari Cublek Suweng, Golo Ganti, dan Jor yang menjadi cara dan corak dakwah Sunan Giri untuk menyiarkan nilai-nilai agama Islam.
Sementara itu, Kurator Manuskrip Nasional Diaz Nawaksara mengatakan Sunan Giri dari sudut pandang tapuk kekuasaan yang memiliki nilai dan corak dari masa ke masa.
Mulai dari Giri Raden Paku Prabu Satmata, Sunan Dalem Zaenal Abidin, Sunan Seda Ing Margi, Sunan Prapen yang nanti dilanjutkan dalam pangkuan kerajaan Mataram.
Menurut Diaz, Sunan Giri layak disebut tokoh Giri Wiyatagamapura yakni sebagai pemuka agama kharismatik pemersatu yang ahli di bidang pendidikan dan politik.