Gencatan Senjata Gaza: Warga Kembali ke Rumah Setelah 470 Hari

Ketika gencatan senjata mulai terjadi, penduduk yang mengungsi kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza.

Gencatan Senjata Gaza: Warga Kembali ke Rumah Setelah 470 Hari

TRIBUNNEWS.COM - Setelah 470 hari mengalami serangan tanpa henti dari Israel, Jalur Gaza akhirnya memasuki fase gencatan senjata pada Minggu, 19 Februari 2025.

Momen ini disambut dengan antusiasme oleh penduduk yang sebelumnya mengungsi, yang kini berbondong-bondong kembali ke rumah mereka.

Meskipun banyak daerah di Gaza yang hancur akibat serangan udara, warga kembali pulang dengan semangat.

Dari Rafah hingga kota-kota di utara seperti Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, keluarga-keluarga yang terpaksa meninggalkan rumah mereka kini berusaha kembali ke tempat tinggal yang telah menjadi puing-puing.

“Ini bukan hanya sekadar pulang, tapi juga simbol kemenangan dan ketahanan,” ungkap salah satu warga yang kembali ke rumahnya.

Gambar kendaraan militer Israel yang mundur menjadi simbol dari keberhasilan warga Gaza dalam mempertahankan diri.

Gencatan senjata yang dimulai pada pukul 11:15 waktu setempat ini sempat tertunda setelah Hamas belum menyerahkan daftar sandera.

Namun, setelah nama tiga tawanan, yaitu Romi Gonen (24 tahun), Emily Damari (28 tahun), dan Doron Steinbrecher (31 tahun), diserahkan, gencatan senjata pun resmi dimulai.

Rincian Kesepakatan Gencatan Senjata

1. Pertukaran Tahanan dan Sandera: Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera Israel, dan 50 tahanan untuk setiap tentara wanita yang ditahan. Dalam 42 hari pertama, diperkirakan 33 warga Israel akan dibebaskan, dengan total tahanan Palestina yang dibebaskan bisa mencapai 1.650 orang.

2. Negosiasi Koridor Philadelphia: Israel akan menarik diri secara bertahap dari Koridor Netzarim dan Philadelphia. Permintaan Israel untuk perwakilan tetap di Penyeberangan Rafah ditolak dalam kesepakatan akhir.

Baca juga:

3. Fase Kedua: Negosiasi untuk tahap kedua kesepakatan akan dimulai pada hari keenam belas gencatan senjata, mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.

4. Bantuan Kemanusiaan: Sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan memasuki Gaza setiap hari selama enam minggu gencatan senjata.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik kesepakatan ini dan menekankan pentingnya menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dengan dimulainya gencatan senjata ini, masyarakat Gaza berharap untuk memulai kembali kehidupan mereka yang sempat terhenti akibat konflik berkepanjangan.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).