Inflasi Terkendali, BI Diminta Pangkas Suku Bunga Demi Genjot Ekonomi

Indef mendorong BI untuk menurunkan suku bunga untuk menjaga inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 8%.

Inflasi Terkendali, BI Diminta Pangkas Suku Bunga Demi Genjot Ekonomi

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mendorong (BI) untuk segera menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate untuk mengerek pertumbuhan ekonomi. Terakhir kali, BI menurunkan suku bunga hingga 25 basis poin menjadi 6% pada September 2024.

“Sebetulnya BI-Rate ada ruang penurunan karena inflasi tergolong rendah,” kata Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto dalam diskusi Indef, Senin (18/11).

Indonesia mengalami inflasi sebesar 1,71% secara tahunan (YoY) pada Oktober 2024 dan 0,08% secara bulanan (MtM). Pada bulan sebelumnya, Indonesia mencatatkan deflasi 0,12% secara bulanan dan inflasi tahunan 1,84%.

Selain inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang tak stabil bisa menjadi ruang pemangkasan suku bunga BI. Saat ini nilai tukar rupiah cenderung melemah di kisaran Rp 15.700 - Rp 15.800 per dolar AS. 

“Itu bisa dikatakan fluktuatif. Tapi kalau melihat dari upaya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8%,  tentu dengan nilai BI-Rate sekarang, masih sangat tinggi,” ujar Eko.

Eko menilai penurunan suku bunga acuan BI bisa menjadi opsi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Jika pada sisa tahun ini masih ada ruang penurunan suku bunga, maka bisa menjadi pendorong sektor riil bisa lebih bergairah pada 2025. 

“Karena trennya memang turun. Di Amerika Serikat juga konsisten menurunkan suku bunga. Jadi sebetulnya, BI tidak ada halangan untuk menurunkan suku bunga,” kata Eko.

Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka Lebar

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan BI-Rate masih terbuka lebar dengan mempertimbangkan prospek inflasi, nilai tukar rupiah dan pertumbuhan ekonomi.

“Ruang penurunan suku bunga itu masih terbuka. Besarannya berapa, timing-nya kapan, akan kami lihat prospek inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2024 di Jakarta, Jumat (18/10).

BI tidak menurunkan suku bunga BI-Rate pada Oktober 2024 karena adanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang berimbas pada nilai tukar. Oleh sebab itu, fokus kebijakan moneter jangka pendek pada stabilitas nilai tukar rupiah karena ketidakpastian pasar keuangan global meningkat.