Outlook 2025: Optimisme Mendongkrak Turis Mancanegara Lewat Pariwisata Berkelanjutan
Kementerian Pariwisata memasang target turis mancanegara yang high quality spender dan tinggal lebih lama saat berkunjung ke Tanah Air.
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan 14-16 juta mancanegara yang berkunjung ke Indonesia di 2025. Angka ini lebih banyak 2 juta dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri Widiyanti Putri Wardhana mengatakan optimistis mencapai angka tersebut dengan membawa arah pariwisata pada konsep quality tourism, yaitu fokus pada peningkatan kualitas pariwisata yang sudah ada.
Baca berita dengan sedikit iklan,
“Pariwisata berkualitas dan berkelanjutan menjadi fokus utama pengembangan destinasi wisata ke depan. Hal ini sesuai pula dengan arahan pengembangan sektor pariwisata berdasarkan Asta Cita Subianto,” ucap Widi dalam forum Jumpa Pers Akhir Tahun, Jumat 20 Desember 2024.
Pasalnya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tidak akan membangun kawasan pariwisata baru di tahun ini.
Wakil Menpar Ni Luh Puspa menjelaskan Kemenpar akan lebih fokus mengembangkan 5 kota yang ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP) pada era kepemimpinan Sandiaga Salahuddin Uno. “Alasan utama adalah untuk mempercepat peningkatan daya saing destinasi tersebut secara global,” ucap Ni Luh Puspa kepada Tempo, Sabtu 18 Januari 2025.
Ni luh meyakini lima kota tersebut memiliki potensi besar untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kemenpar menargetkan kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 4,6 persen.
Adapun 5 DSP yang merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) itu tersebar di lima provinsi di bagian barat, tengah, hingga timur Indonesia. Lima DSP tersebut adalah Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Likupang di Sulawesi Utara.
“Meski Pemerintah juga tetap memberikan perhatian pada daerah lain dengan potensi wisata tematik seperti ekowisata, wisata budaya, dan wisata maritim melalui skema kolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat setempat,” ujar dia.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan kualitas kawasan wisata, Kemenpar juga menerapkan standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan lingkungan (CHSE) melalui Satgas Gerakan Wisata Bersih. Melalui pemberlakuan standar ini, ujar Widi, diharapkan akan memperbanyak pelancong dengan high quality spender, sehingga jumlah devisa meningkat hingga di kisaran US$19 miliar sampai US$22,1 miliar.
“Kami ingin memasang target wisatawan yang high quality spender, artinya berwisata spend more money, mungkin live of stay-nya lebih panjang. Jadi kalau jalan-jalan itu bersama keluarga besar. Diharapkan dengan datangnya mereka devisa kita lebih besar sehingga bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ucap dia.
Sembari memperbaiki kualitas wisata nasional, Kemenpar juga gencar meningkatkan potensi desa wisata. Ia menyebut terdapat 6.057 desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia. Nantinya, Kemenpar akan melakukan pelatihan dan pembinaan untuk melihat potensi apa yang bisa ditingkatkan dari desa tersebut. “Banyak potensi, tapi kami mulai dengan segmen utama gastro (kuliner), marine, dan wellness tourism,” tuturnya.
Pengamat Pariwisata dari Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budi Ardiansjah menilai angka 14-16 juta sangat mungkin terealisasi. Alasannya, di tahun 2023-2024 yang merupakan tahun politik saja target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai sebanyak 12,66 juta orang. “Apalagi di masa tenang seperti ini,” ucap Budi kepada Tempo, Jumat 17 Januari 2025.
Senada dengan dia, Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani memprediksi kunjungan wisman tahun ini bisa menyentuh angka 14 juta. Meski menurutnya sektor pariwisata masih belum bisa sebaik saat sebelum pandemi covid-19 yang tembus hingga 16 juta lebih kunjungan.
“Jadi perkiraan 14 jutaan, kemungkinan belum bisa balik ke 2019. Dengan catatan ya, dengan catatan bahwa penerbangannya juga bisa pulih. Karena kalau penerbangannya belum pulih frekuensi penerbangannya tidak kembali susah,” tuturnya kepada Tempo, Jumat 17 Januari 2025.
Para pembalap Powerboat F1 Danau Toba 2024 bersiap untuk memulai balapan terakhir di Pelabuhan Mulia Raja Napitupulu di Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada Minggu, 3 Maret 2024. (ANTARA/Donny Aditra/aa/rst)Penonton tampak memadati pinggir Danau Toba untuk menonton F1 Powerboat series pada tanggal 2 dan 3 Maret, 2024. (ANTARA/HO-InJourney/rst)
Selain memperbaiki kualitas obyek wisata, untuk menggenjot pemasaran, Kemenpar tengah gencar melakukan digitalisasi yang disebut dengan tourism 5.0. Program terbesarnya yaitu membuat situs baru berbasis artificial intelligence bernamakan AI Travel Planner Assistance. “Kami melakukan tender yang dimulai Januari.Tendernya untuk pembuatan website baru dan disana ada tour AI, sehingga kami berharap wisatawan asing dan dari lokal bisa memahami tentang wisata Indonesia lebih baik lagi,” tutur Menteri Widi.
Menurutnya, berdasarkan laporan dari sistem informasi perjalanan Amadeus, terdapat 1 miliar search tentang wisata Indonesia per-tahunnya, sementara yang datang hanya 11,7 juta saja. “Jadi dengan adanya interaktif website ini kami mengharapkan interest itu menjadi bookings, bisa juga suggest soal hotel dan diharapkan bisa langsung connect ke pemesanan visa,” ucap dia.
Tak hanya itu, upaya mencapai target kunjungan juga dilakukan melalui pengadaan event-event berskala internasional. Wamen Ni Luh menyatakan tengah merancang event dengan Intellectual Property (IP) Indonesia. Menurutnya, penyelenggaraan event sangat membantu mendatangkan wisman. Adapun di tahun ini, baru ada dua kegiatan yang dijadwalkan, yaitu laga MotoGP di Mandalika pada Oktober, dan Kejuaraan Dunia Aquabike di Danau Toba pada Juli 2025.
Untuk meningkatkan jumlah wisman dalam momentum tersebut, Kemenpar gencar melakukan sejumlah persiapan berupa merancang paket wisata yang menggabungkan pengalaman event dengan eksplorasi destinasi sekitar, menata konektivitas udara, darat, dan laut, serta penataan area sekitar venue acara, seperti fasilitas penginapan, akses jalan menuju lokasi, serta pengelolaan manajemen lalu lintas. “Diharapkan kedua event ini dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara khususnya dari kawasan Asia, Eropa, dan Australia,”ucap Ni Luh.
Pengamat Budi menilai langkah digitalisasi ini sudah tepat lantaran pemerintah memang harus menggenjot lagi promosinya, mengingat Indonesia memiliki banyak kompetitor. Ia juga menilai bahwa bergantung pada dua event itu saja tidak cukup untuk mendongkrak jumlah wisman. Idealnya, kata dia, satu bulan minimal satu event. “Entah itu MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition), atau konser internasional ya,” tuturnya.
Tantangan Pemangkasan Anggaran Pariwisata
Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspita mengkonfirmasi pemangkasan anggaran pariwisata di era pemerintahan Prabowo. Ia mengatakan tahun ini Kemenpar hanya mendapatkan Rp1,4 triliun. Jumlah ini turun sekitar 53 persen dari anggaran di 2024. Kondisi ini membuatnya harus memutar otak mencari jalan lain, termasuk intens melakukan pendekatan dengan sejumlah pelaku pariwisata swasta. “Kami melalui skema kolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat setempat,” kata dia.
Dua pengamat pariwisata dari PHRI kompak berpendapat pemangkasan anggaran tidak terlalu berpengaruh pada agenda Kementerian Pariwisata. Target 14-16 juta pengunjung tetap bisa terealisasi. Wakil Ketua Asita memprediksi tahun ini menjadi tahun tenang, sehingga potensi peningkatan pengunjung sangat memungkinkan terjadi. “Dengan catatan adalah harus dengan melibatkan asosiasi dan industri. Jadi jangan bergerak sendiri. Asosiasi dan industri dilibatkan,” ujar dia.
Ketua Umum PHRI Hariyadi mengatakan penyelenggaraan event dan promosi bisa disiasati melalui kerja sama dengan swasta dan 36 asosiasi yang tergabung dalam Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI). “Kalau misalnya dia berjalan sendiri aja, mungkin tidak maksimal,” katanya.
Pilihan Editor: