Stigma negatif akan hambat keberhasilan penanganan TBC

Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Ina Agustina Isturini menyatakan stigma negatif terhadap pasien ...

Stigma negatif akan hambat keberhasilan penanganan TBC
TBC memang masih menjadi momok yang menakutkan. Selain menyumbang angka kematian yang tinggi, para penderita juga kerap mendapatkan perlakuan yang diskriminatif

Jakarta (ANTARA) - Direktur Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Ina Agustina Isturini menyatakan stigma negatif terhadap pasien tuberkulosis (TBC) dalam komunitas masyarakat akan menghambat keberhasilan penanganan penyakit tersebut.

"TBC itu harus membutuhkan dukungan semua orang, penting mendukung pasien yang berobat atau keluarganya. Jangan memberikan stigma, karena stigma itu yang menghambat keberhasilan penanganan TBC," ujar Ina di Jakarta, Selasa.

TBC memang masih menjadi momok yang menakutkan. Selain menyumbang angka kematian yang tinggi, para penderita juga kerap mendapatkan perlakuan yang diskriminatif di lingkungan sekitarnya.

Ia menegaskan TBC merupakan penyakit yang bisa diobati asal cepat diidentifikasi serta melakukan pengobatan hingga tuntas. Selain itu, TBC dapat dicegah penularannya dengan cara skrining kasus.

"Dicegah itu ketika ada kasus TBC yang positif langsung dicari siapa saja yang kontak dan siapa saja serumah dan kelompok tertentu yang berisiko tinggi terkena TBC," kata dia.

Baca juga:

Maka dari itu, apabila seseorang merasa dirinya memiliki tanda-tanda penyakit tersebut agar langsung pergi ke rumah sakit untuk diagnosis lanjutan. Sementara di sisi lain, masyarakat mesti melaporkan bahwa dirinya berkontak dengan penderita TBC, untuk kemudian diberikan obat.

"Orang TBC kalau sudah diobati, 1-2 bulan dia sudah tidak menularkan lagi. Tetapi sebaliknya kalau tidak mengajukan pengobatan dengan tepat maka akan menyebar ke mana-mana," kata dia.

Ina mengatakan sangat penting untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran serta mendukung upaya pengendalian dan pencegahan TBC.

Menurutnya, masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, namun harus ada kolaborasi dari berbagai pihak termasuk masyarakat.

"Jadi kolaborasi lintas sektor mulai dari pusat hingga daerah, pelibatan akademisi, swasta, masyarakat, hingga media perlu dalam upaya ini," kata dia.

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025