Apa yang mendorong pengguna TikTok AS pindah ke aplikasi RedNote?
Hanya beberapa hari menjelang kemungkinan diberlakukannya larangan terhadap TikTok oleh pemerintah AS, para pengguna AS ...
Beijing (ANTARA) - Hanya beberapa hari menjelang kemungkinan diberlakukannya larangan terhadap TikTok oleh pemerintah AS, para pengguna AS merespons dengan berpindah ke aplikasi media sosial alternatif China, yaitu RedNote.Aplikasi ini, yang dikenal sebagai Xiaohongshu di China, merupakan aplikasi gaya hidup yang populer di mana para penggunanya berbagi konten tentang kehidupan mereka dan menawarkan tips-tips seputar perjalanan, mode dan kecantikan.
Saat ini, Aplikasi itu dibanjiri oleh para pengguna baru asing, terutama warga AS. Mereka menyebut dirinya sebagai "pengungsi TikTok", dan dengan antusias berbagi konten tentang kehidupan mereka dan berinteraksi dengan para pengguna China.Para pakar mengamati bahwa pengguna AS beralih ke RedNote sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan Washington terhadap TikTok.Berikut adalah hal-hal yang perlu diketahui tentang fenomena migrasi ini dan mengapa RedNote mendapatkan popularitas di kalangan warga AS.Apa yang terjadi?Menjelang kemungkinan pemberlakuan larangan terhadap TikTok pada 19 Januari, RedNote tiba-tiba mengalami lonjakan popularitas di kalangan pengguna AS.Aplikasi itu naik ke posisi teratas di Apple App Store dan Google Play Store pada Senin (13/1). Dalam waktu dua hari, lebih dari 700.000 pengguna baru bergabung ke RedNote, menurut Reuters.Tagar "tiktokrefugee" mengumpulkan lebih dari 700 juta penayangan dan lebih dari 10 juta komentar hingga Kamis (16/1) pagi waktu setempat. Migrasi mendadak pengguna TikTok di AS ke RedNote telah menciptakan sebuah platform bagi pengguna China dan AS untuk berinteraksi langsung satu sama lain.Banyak pengguna pemula (newbie) mengungkapkan rasa hormat mereka kepada komunitas pengguna tersebut, sementara pengguna RedNote "asli" menyambut hangat para pendatang baru itu dan menawarkan tips yang berguna untuk menggunakan aplikasi tersebut.
"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami ingin mencoba menemukan cara untuk berkomunikasi dengan Anda, dan menghormati komunitas Anda," kata seorang pengguna asal AS.Sebuah istilah lucu "pajak kucing" muncul ketika banyak pengguna China yang bercanda bahwa orang asing harus berbagi foto hewan peliharaan, terutama kucing, sebagai "pajak" untuk terus berinteraksi di platform ini.
Pengguna asing dengan penuh semangat ikut bergabung, mengunggah
foto kucing dengan keterangan seperti, "Ini saya sedang
membayar pajak kucing saya."Beberapa siswa China bahkan
memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta bantuan dalam
mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran bahasa Inggris.Para
pengguna baru dari AS tersebut "secara tak terduga menciptakan
salah satu bentuk pertukaran budaya paling organik antara AS
dan China dalam beberapa tahun terakhir," menurut laporan
CNN."Para pengguna menemukan cara-cara kreatif untuk mengatasi
hambatan bahasa, memahami perbedaan budaya, dan bersama-sama
eksis di aplikasi ini dengan cara-cara yang menarik," lanjut
laporan tersebut, dengan mengatakan bahwa pembangunan komunitas
yang terjadi secara waktu nyata (real time) ini dapat
memberikan dampak yang langgeng.RedNote "membuka dunia saya
terhadap China dan orang-orangnya," kata Sarah Fotheringham
(37), seorang pekerja kantin sekolah di Utah, seperti yang
dikutip dalam laporan BBC."Saya kini dapat melihat hal-hal yang
sebelumnya tidak pernah saya lihat," katanya. "Orang China pada
umumnya, mencari tahu tentang budaya, kehidupan, sekolah,
semuanya, sungguh menyenangkan."Kenapa
bermigrasi?Salah satu alasan terbesarnya adalah
ancaman pelarangan TikTok oleh pemerintah AS. Selama
bertahun-tahun, beberapa politisi AS berusaha melarang akses
terhadap TikTok, dengan alasan masalah keamanan nasional yang
tidak berdasar dan dugaan risiko terhadap privasi data.Tahun
lalu, Kongres AS meloloskan rancangan undang-undang (RUU) yang
akan memaksa perusahaan induk TikTok yang berbasis di China,
ByteDance, untuk menjual platform media sosial tersebut di
bawah ancaman larangan tersebut. Presiden AS Joe Biden
menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang (UU) pada
April 2024. UU ini mengharuskan ByteDance untuk mendivestasi
TikTok paling lambat pada 19 Januari tahun ini.Pada 6 Desember,
perusahaan itu kalah dalam gugatan hukum pertamanya ketika
panel yang terdiri dari tiga hakim federal dengan suara bulat
menolak argumen TikTok bahwa UU tersebut melanggar Amandemen
Pertama. Saat ini, Mahkamah Agung AS tengah memutuskan apakah
akan menegakkan UU itu dan melarang TikTok pada Minggu
(19/1).
Dengan cemas menunggu hasil dari Mahkamah Agung AS dan segala kemungkinan perubahan yang akan dibawa oleh pemerintahan Donald Trump mendatang, banyak pembuat konten yang berasal dari TikTok mulai beralih ke platform China sebagai bentuk protes.
Mereka juga melihat platform itu sebagai alternatif yang memungkinkannya untuk terus dapat membuat konten yang mereka sukai dan berinteraksi dengan orang lain.
Kesuksesan platform itu dapat dikaitkan dengan perpaduan unik antara media sosial dan fitur e-commerce.
Pengguna dapat membuka toko daring mereka sendiri yang menjual barang melalui platform itu, dan orang lain dapat membeli produk secara langsung melalui aplikasi itu dan mengirimkan umpan balik, menciptakan pengalaman berbelanja yang nyaman.
Menurut para pelaku industri ini, pilihan untuk beralih ke
RedNote merupakan contoh nyata dari protes keras terhadap klaim
keamanan nasional yang dilontarkan AS. Reaksi ini kemungkinan
menjadi alasan mengapa banyak pengguna internet di AS tidak
memilih untuk beralih ke aplikasi asal AS lainnya seperti
Instagram atau Facebook sebagai alternatif."Mereka mencoba
melarang TikTok (karena masalah keamanan nasional), jadi semua
orang saat ini beralih ke aplikasi China yang sebenarnya," kata
seorang yang mengaku sebagai "pengungsi TikTok" di Xiaohongshu,
melalui sebuah unggahan video pendek.
Apa itu Rednote?Didirikan pada 2013, RedNote awalnya berfokus pada konten berisi saran belanja di luar negeri, tetapi kemudian berkembang menjadi platform gaya hidup komprehensif yang menggabungkan elemen-elemen Instagram, Pinterest, dan platform e-commerce.Dalam beberapa tahun terakhir, RedNote telah menjadi mesin pencari utama bagi 300 juta lebih pengguna aktif bulanannya yang mencari ulasan produk, kiat seputar perjalanan, dan pengalaman pribadi melalui teks, gambar, dan video pendek.RedNote menawarkan satu versi aplikasinya, tidak seperti banyak aplikasi China lainnya yang menyediakan versi terpisah untuk pengguna lokal dan internasional. Aplikasi ini terutama melayani pengguna berbahasa Mandarin, dengan jumlah pengguna di luar negeri yang terbatas.
Meskipun pengguna dapat mengubah bahasa aplikasi, sebagian besar konten hingga saat ini masih dalam bahasa Mandarin.
Basis pengguna RedNote sebagian besar terdiri dari wanita muda
yang tinggal di perkotaan China, dengan 70 persen penggunanya
dilaporkan lahir setelah tahun 1990. Namun, masuknya pengguna
AS baru-baru ini mulai mendiversifikasi demografi
penggunanya.Dalam sebuah unggahan dari seorang pengguna AS
bernama Brecken Neumann yang telah mendapatkan lebih dari
64.300 like, dia membagikan foto dirinya sedang menggendong
putrinya yang imut dan menulis: "Ini adalah saya dan putri saya
menyapa semua orang dan kami sangat menantikan untuk berteman
dengan banyak orang baru di seberang laut!"Banyak pengguna
China yang kemudian mengikuti Brecken Neumann dengan
menyambutnya dan mengunggah foto keluarga mereka yang bahagia.
Seorang pengguna asal China berkomentar, "Begitulah seharusnya
dunia ini."
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025