AWG: Israel dan Sekutunya Pelaku Genosida Harus Diadili Seperti Rezim Nazi Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aqsa Working Group (AWG) mengatakan bahwa setiap tanggal 27 Januari, Zionis Israel dan sekutunya memperingati Holokaus yang terjadi pada masa Perang Dunia Ke-II. Holokaus itu dianggap sebagai...

AWG: Israel dan Sekutunya Pelaku Genosida Harus Diadili Seperti Rezim Nazi Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Aqsa Working Group (AWG) mengatakan bahwa setiap tanggal 27 Januari, Zionis dan sekutunya memperingati Holokaus yang terjadi pada masa Perang Dunia Ke-II. Holokaus itu dianggap sebagai peristiwa paling kelam dalam sejarah kemanusiaan. Zionis mengklaim bahwa 6 juta orang Yahudi menjadi korban dari kekejaman Nazi Jerman.

Presidium AWG, Ustaz Anshorullah mengatakan, meskipun tanggal 27 Januari ditetapkan oleh PBB sebagai hari holokaus internasional. Tapi peringatannya hanya dilakukan oleh sebagian kecil negara anggota PBB yang menjadi sekutu entitas Zionis. Hal itu karena peristiwa holokaus menimbulkan banyak kontroversi, terutama tentang jumlah korbannya dan sarat dengan muatan politik Zionis Israel di Palestina. 

"Bahkan Norman Finkelstein, seorang akademisi dan aktivis yahudi mengatakan bahwa Holokaus telah menjadi industri bagi Zionis Israel untuk melegitimasi penjajahan di Palestina," kata Ustaz Anshorullah kepada Republika, Senin (27/1/2025)

Ia mengungkapkan, ironisnya selama lebih dari 15 bulan ini, sejak 7 Oktober 2023, Zionis Israel memperingati, meratapi holokaus sambil melakukan holokaus atau genosida di Gaza, Palestina. 

Karena itu, Aqsa Working Group menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut. Pertama, pada dasarnya peringatan Holokaus setiap 27 Januari hanyalah upaya Zionis untuk meyakinkan dunia bahwa eksistensi mereka di tanah adalah sah dan harus diterima.

Kedua, apa yang Zionis lakukan di Palestina, terutama genosida sejak 7 Oktober 2023 dan penjajahan mereka sejak 1947 adalah holokaus itu sendiri. Zionis meratapi dan menjadikan holokaus pada masa perang dunia ke-II sambil melakukan holokaus terhadap bangsa Palestina.

Ketiga, Holokaus di begitu nyata di depan mata dunia. Mayoritas negara anggota PBB telah mengakui bahwa Zionis Israel melakukan pelanggaran kemanusiaan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Termasuk Lemkin Institute, juga telah menyatakan bahwa kejahatan Zionis Israel di Gaza adalah aksi genosida. 

"Lemkin Institute adalah sebuah lembaga kemanusiaan yang berupaya mencegah genosida atau holokaus terjadi lagi di dunia. Nama Lemkin diambil dari Raphael Lemkin, penulis draft Konvensi Genosida pada 1948," ujar Presidium AWG.

Ia melanjutkan, keempat, Holokaus di Gaza oleh Zionis Israel didukung, dibiayai, bahkan dipersenjatai oleh Amerika dan banyak negara Eropa. Oleh karena itu, negara-negara yang mendukung holokaus di Gaza haruslah dituntut sebagai kolaborator kejahatan holokaus.

Kelima, AWG menyerukan kepada dunia bahwa holokaus yang terjadi pada masa perang dunia terhadap orang-orang Yahudi, tidak boleh dan tidak bisa dijadikan alasan orang-orang Yahudi Zionis untuk menjajah Palestina. Holokaus terhadap orang Yahudi terjadi di Eropa, dilakukan oleh orang-orang Eropa, tapi hari ini bangsa Palestina yang menanggung akibatnya.

"Keenam, Holokaus di Gaza nyata di depan mata dunia. Zionis Israel harus dituntut pertanggungjawaban termasuk sekutunya juga harus diadili. Seperti dahulu Rezim Nazi Jerman diadili oleh Sekutu dalam Nuremberg Trials," ujar Ustaz Anshorullah.

Ustaz Anshorullah mengetakan, kedelapan, AWG menyerukan kepada komunitas dunia untuk terus membantu bangsa Palestina, terutama dalam memulihkan Gaza setelah holokaus yang dilakukan oleh Zionis sejak 7 Oktober 2023.

Kedelapan, AWG menuntut kepada negara-negara anggota PBB agar melaksanakan resolusi Majelis Umum PBB tanggal 18 September 2024 bahwa pendudukan entitas Zionis Israel di Tepi Barat dan adalah melanggar hukum. Mereka harus angkat kaki dari wilayah yang diduduki selambatnya pada September 2025. 

"Negara-negara anggota PBB juga diminta untuk melakukan embargo senjata dan ekonomi kepada Zionis Israel," ujar Ustaz Anshorullah.