Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengkritik keinginan Filipina
untuk menempatkan rudal berkemampuan jarak menengah (Mid-Range
Capability atau MRC) "Thyphon" secara permanen di negara
tersebut."Mengenai penempatan sistem rudal 'Mid-Range Capability'
dari AS di Filipina, China telah menyatakan penolakan kami lebih
dari sekali," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin
Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (14/11).Amerika
Serikat mengirimkan rudal berkemampuan jarak menengah (Mid-Range
Capability atau MRC) "Thyphon" ke Filipina utara pada April 2024
sebagai bagian dari latihan militer gabungan, meski akhirnya
tidak ada rudal yang diluncurkan selama latihan tersebut.Menteri
Pertahanan Filipina Gilbert Teodoro Jr dalam wawancara terbaru
mengatakan "Manila sedang mempertimbangkan untuk mendapatkan
peluncur berkemampuan jarak menengah, yang dibawa AS ke Filipina"
dan "hak negara untuk memperoleh sistem tersebut secara langsung
dalam waktu dekat".Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo
Ano juga mengatakan tidak ada jadwal untuk penarikan sistem rudal
"Typhon" dari negara tersebut."Izinkan saya tegaskan sekali lagi
bahwa saat Filipina membawa senjata strategis menyerang ini,
memungkinkan negara di luar kawasan memicu ketegangan dan
permusuhan, serta mencetuskan konfrontasi geopolitik dan
perlombaan senjata," tambah Lin Jian.Lin Jian menyebut langkah
tersebut provokatif dan berbahaya, dan merupakan pilihan yang
sangat tidak bertanggung jawab terhadap rakyat Filipina sendiri
dan semua rakyat di negara Asia Tenggara, termasuk terhadap
sejarah, dan keamanan regional."Yang dibutuhkan kawasan adalah
perdamaian dan kemakmuran, bukan sistem rudal atau konfrontasi.
Kami sekali lagi mendesak Filipina untuk mendengarkan seruan dari
negara-negara kawasan dan rakyatnya, memperbaiki kekeliruan ini
sesegera mungkin, segera menarik keluar sistem rudal Typhon
seperti yang dijanjikan ke publik dan berhenti melangkah lebih
jauh ke jalan yang salah," tegas Lin Jian.Penempatan Typhon di
Filipina, menjadi yang pertama di kawasan Indo-Pasifik, terjadi
saat meningkatnya ketegangan Beijing dan Manila terkait wilayah
di Laut China Selatan.Typhon adalah platform rudal canggih yang
diluncurkan dari darat dan berbasis darat yang mampu mengerahkan
pencegat Rudal Standar-6 (SM-6) dan Tomahawk, dengan jangkauan
masing-masing melebihi 240 km (150 mil) dan 2.500 km.Dengan
kemampuan tersebut, rudal ini dapat mencegat pesawat, rudal
balistik, dan ancaman angkatan laut termasuk menjangkau rudal
balistik anti-jelajah (ACBMS), di provinsi Hainan, China maupun
Laut China Selatan, bila terjadi keadaan darurat.Typhon yang
dikembangkan oleh Lockheed Martin, saat ini ditempatkan di
sekitar Bandara Internasional Laoag di provinsi Ilocos Norte,
menghadap ke Laut China Selatan dan berada di dekat Selat
Taiwan.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024