Hendy Siswanto Mendadak ke Tempat Penitipan Anak di Depan Kantor Bawaslu Jember Saat Malam, Ada Apa?
Hendy Siswanto Mendadak ke Tempat Penitipan Anak di Depan Kantor Bawaslu Jember Saat Malam, Ada Apa?. ????Hendy Siswanto, bupati yang tengah cuti kampanye ini, mendadak mengunjungi tempat penitipan anak di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), di Jalan Dewi Sartika, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (13/11/2024) malam. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Jember (beritajatim.com) – Hendy Siswanto, bupati yang tengah cuti kampanye ini, mendadak mengunjungi tempat penitipan anak di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), di Jalan Dewi Sartika, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (13/11/2024) malam.
Kehadiran Hendy tersebut mengejutkan Martina Ewa, seorang suster asal Flores, Nusa Tenggara Timur, yang mengasuh tempat penitipan anak tersebut. “Saya bahagia sekali. Jujur saya baru kenal,” katanya.
Panti yang mulai berdiri sejak 2008 itu mengasuh 15 orang anak yang dititipkan orang tua yang bekerja. Anak-anak ini berusia dua bulan hingga lima tahun. Rata-rata orang tua mereka bekerja di kantor di kawasan perkotaan Jember.
Kendati dikelola oleh umat Katolik dari Ordo Karmel, mayoritas anak yang dititipkan ini dari kaluarga muslim. “Kami tidak memaksa mereka berdoa secara Katolik. Kami senang anak-anak mandiri. Ada anak yang berusia dua tahun sudah tidak pakai pempers dan bisa makan sendiri, tidak disuapi. Minum susu tidak pakai botol lagi, pakai gelas,” kata Martina kepada Hendy.
“Wah top itu, Terima kasih banyak. Itu sangat mendasar,” kata Hendy.
Martina kemudian bercerita soal aksi unjuk rasa massa Aliansi Masyarakat Pemilu Pedulu Jurdil, di depan kantor Bawaslu yang berseberangan dengan pantinya pada siang harinya. Aksi itu menghadirkan keriuhan, terutama dari sistem pelantang suara.
Semula Martina mengira ada resepsi di gedung sebelah. “Pas jam tidur. Anak-anak selesai mandi, minum susu, berdoa, lalu tidur. Karena mendengar bunyi-bunyi, tidak tidur semua. Ada yang nangis, karena berisik kan,” kata Martina.
“Iya, sound-nya kenceng. Suster jadi repot. Saya minta maaf. Saya yang bertanggung jawab di Jember ini. Ini kan kita memberikan kebebasan kepada semua orang. Tapi harus ada ukurannya kan ya,” kata Hendy.
Sebagian massa aksi sempat meminta izin kepada Martina untuk berteduh di halaman tempat penitipan anak. Dia pun mengizinkan, asalkan tidak menduduki tempat ayunan. “Ini tempat ayunan untuk anak-anak,” katanya.
Hendy tersenyum mendengar penuturan Martina. “Saya mohon maaf sekali lagi. Salam buat suster lainnya. Saya juga meminta maaf kepada orangtua-orangtua bayi yang dititpkan di sini,” katanya.
Hendy mengatakan kepada wartawan, bahwa kunjungannya malam itu untuk meminta maaf atas aksi unjuk rasa warga Jember di depan kantor Bawaslu yang sempat mengganggu anak-anak balita di tempat penitipan tersebut.
Tempat penitipan anak seperti yang diasuh Martina, menurut Hendy, semakin memperkuat posisi Jember sebagai kabupaten layak anak. “Tentunya saya wajib datang ke sini. Jember kabupaten layak anak. Anak-anak tentunya harus kita lindungi. Perempuan dan anak adalah satu paket yang harus kita lindungi bersama-sama,” katanya.
Hendy berharap aksi unjuk rasa yang dilakukan warga juga bisa memahami situasi lingkungan. “Pemakaian sound system-nya mungkin direndahkan sedikit volumenya. Kebetulan kantor Bawaslu ini di depannya ada tempat penitipan anak. Mungkin jadi peringatan untuk kita semua. Kita menghormati lingkungan yang ada,” katanya.
Hendy berjanji akan lebih memperhatikan tempat penitipan anak lebih serius. “Kami akan perhatikan tempat dan pelayanannya. Anak-anak perlu perhatian dari pemerintah juga,” katanya. Salah satunya adalah membangun tempat-tempat penitipan anak yang layak dan aman di pusat-pusat belanja yang bisa membantu pekerja perempuan untuk menitipkan anak tanpa khawatir sesuatu buruk terjadi. [wir]