Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengejar sejumlah upaya
pencegahan preventif dalam penanganan diabetes, seperti
memastikan 90 persen masyarakat, terutama yang berisiko,
mendapatkan skrining diabetes, dan memastikan 60 persen
terkendali kondisi diabetes melitusnya guna mencegah
kematian."Saat ini baru 1 dari 4 penyandang diabetes yang
terdiagnosis mengakses layanan pengobatan dan hanya 17,9 persen
penyakitnya terkendali pada usia produktif dan 21,9 persen pada
usia lanjut berdasarkan SKI 2023," kata Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tak Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi
dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.Dalam
pernyataannya terkait Hari Diabetes Sedunia, Nadia menyebutkan
bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit gangguan metabolik
dengan prevalensi tertinggi di dunia."Menurut data International
Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas tahun 2021, saat ini
terdapat 537 juta orang berusia 20-79 tahun di dunia yang
menderita diabetes atau 10,5 persen dari total penduduk pada usia
yang sama," katanya.
Baca juga:
Dia mengatakan, angka ini diperkirakan
akan semakin meningkat hingga mencapai 643 juta (11,3 persen)
pada tahun 2030 dan 783 juta (12,2 persen) pada tahun 2045. IDF
Diabetes Atlas juga melaporkan prevalensi diabetes di Indonesia
pada usia 20-79 tahun pada tahun 2021 diperkirakan sebanyak 19,5
juta (10,8 persen).Data Riskesdas 2018, kata dia,
menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes yang bermakna,
yaitu 8,5 persen dibandingkan dengan 6,9 persen pada tahun
2013.Menurut Nadia, tantangan besar dalam pengendalian diabetes
yaitu penyakit diabetes belum sepenuhnya terdiagnosis di
masyarakat. Dia menyebutkan, 3 dari 4 orang dengan diabetes tidak
tahu bahwa dirinya menderita diabetes, sehingga penyakitnya
sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan
komplikasi.
Baca juga: Masalahnya, kata Nadia, diabetes
adalah penyakit yang bisa menjadi faktor risiko penyakit lain
yang lebih berat seperti sakit ginjal, katarak, dan lainnya. Oleh
karena itu, perlu untuk mengetahui dan mengontrolnya sebelum
penyakit itu menjadi lebih berat.Selain skrining, menurut dia,
Kemenkes juga mengembangkan berbagai program untuk menanggulangi
diabetes, salah satunya peningkatan deteksi dini dan pengobatan
melalui fasilitas layanan kesehatan, seperti puskesmas dan
posyandu. Pihaknya juga mempromosikan dan memberi edukasi tentang
gaya hidup sehat, guna menekan angka kasus baru dan membantu
pasien mengelola diabetes dengan lebih baik."Kemenkes juga
menggalakkan pemantauan gula darah rutin sebagai bagian dari
upaya nasional mengurangi dampak kesehatan jangka panjang,"
katanya.
Baca juga: Nadia pun mengingatkan
publik untuk cek gula darah secara rutin, terutama jika memiliki
risiko tinggi atau usia di atas 40 tahun, mengendalikan pola
makan dan mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat rendah.Dia
juga menambahkan, aktif bergerak dengan berolahraga minimal 30
menit sehari untuk menjaga berat badan ideal serta gula darah,
juga mengelola stres untuk mengendalikan gula darah.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024