Jadi yang Terdepan di Asia, Perry Warjiyo Tegaskan Daya Saing Indonesia Harus Ditingkatkan
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada kuartal ketiga mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 persen.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peringkat Indonesia naik dari posisi 34 menjadi 27, berdasarkan laporan World Competitiveness Ranking (WCR, 2024) yang dikeluarkan International Institute for Management Development (IMD).
Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), , meyakini prestasi itu tidak terlepas dari peran peningkatan , khususnya di sektor .
Dalam sambutannya di acara pelantikan Pelantikan Pengurus Pusat ISEI Periode 2024-2027, di Jakarta, Jumat (17/01/2025), yang saat ini juga menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan Indonesia harus terus ditingkatkan, dan harus menjadi yang terdepan di Asia.
“Untuk meningkatkan daya saing lebih lanjut dan menjadi terdepan di Asia, strategi pembangunan industri perlu terus dipertajam, khususnya dengan mengoptimalkan peran rantai nilai, baik lingkup global maupun domestik,” kata Perry Warjiyo.
Baca juga:
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum ISEI menegaskan pihaknya berkomitmen untuk terus bersinergi dan mendukung program Asta Cita pemerintah, dengan fokus pada lima program strategis.
Pertama adalah menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan Indonesia agar dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
“Kedua, mengembangkan program hilirisasi SDA dalam meningkatkan nilai tambah perekonomian. Ketiga, membangun ketahanan pangan melalui strategi yang terintegrasi sebagai wujud Asta Cita ke tiga dan keempat, mengakselerasi digitalisasi untuk mendukung terciptanya inklusivitas perekonomian dan keuangan. Kelima, penguatan SDM melalui program sertifikasi profesi melalui Lembaga dan lembaga lainnya yang turut berperan aktif dalam perencanaan pembangunan ekonomi daerah,” katanya.
Perry juga mengingatkan Indonesia menghadapi masalah di sektor pangan.
Menurutnya, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB pada kuartal ketiga mengalami penurunan, yakni hanya sekitar 13,71 persen. Di sisi lain, angka malnutrisi masih mencapai 17,7 persen dari total populasi menurut UNICEF.
Situasi tersebut menunjukkan urgensi untuk memperkuat ketahanan pangan melalui strategi yang lebih terintegrasi.
“Dalam konteks ini, program Asta Cita yang dicanangkan Pemerintah sangat penting dielaborasi dengan menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas, termasuk adopsi teknologi pertanian modern dan perluasan akses pasar bagi petani, penerapan lab-grown food dan mendorong program makan bergizi gratis (MBG) untuk mendorong sisi permintaan menjadi relevan mengarahkan Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan,” ujarnya.
Terkait mewujudkan SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat global, dua mengatakan bahwa berdasarkan laporan Bank Dunia, Human Capital Index (HCI) Indonesia hanya mencapai 0,53.
Menurut , dapat diartikan bahwa anak Indonesia rata-rata hanya akan mencapai 53 persen dari potensi produktivitasnya saat dewasa.
Hal ini diperburuk pasca-pandemi COVID-19 yang menyebabkan hilangnya pembelajaran selama lebih dari dua tahun bagi sebagian besar pelajar.
“Sebagai bagian dari Asta Cita program penguatan pendidikan vokasi, peningkatan kualitas guru, mendorong sekolah unggulan di daerah dan pengembangan riset menjadi prioritas yang harus diakselerasi untuk meningkatkan bangsa,” ujar ,.
Pada acara yang juga dihadiri mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan Boediono, serta mantan Gubernur BI, Darmin Nasution itu, menyampaikan, Indonesia harus mengadopsi strategi yang adaptif dan inovatif, seperti memperkuat kerjasama regional melalui ASEAN dan memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi sektor ekonomi.