Biden Ajak Waspada Oligarki Sebelum Trump Dilantik
Presiden Joe Biden memperingatkan ancaman oligarki menjelang pelantikan Trump.
TRIBUNNEWS.COM - Dalam pidato perpisahannya pada Rabu, 15 Januari 2025, Presiden memberikan peringatan serius mengenai kemunculan oligarki di Amerika Serikat yang ditandai oleh kekayaan ekstrem dan pengaruh yang kuat.
Pidato ini disampaikan menjelang pelantikan sebagai presiden ke-47 pada 20 Januari 2025.
"Hari ini sebuah oligarki sedang terbentuk di Amerika yang terdiri dari kekayaan ekstrem, kekuasaan, dan pengaruh yang benar-benar mengancam seluruh demokrasi kita, hak dasar kita, dan kebebasan serta kesempatan yang adil bagi setiap orang untuk maju."
Dia mencatat bahwa konsentrasi kekuasaan di tangan segelintir orang kaya dapat menyebabkan penyalahgunaan yang berbahaya jika tidak diawasi dengan ketat.
Peringatan ini menggugah perhatian ketika Biden mengingatkan akan potensi munculnya kompleks industri-teknologi, yang dapat memberikan dampak negatif pada hak-hak rakyat Amerika dan masa depan demokrasi.
Dia mengungkapkan kekhawatirannya yang mencerminkan ungkapan Presiden Dwight Eisenhower tentang kompleks industri-militer saat meninggalkan jabatannya pada tahun 1961.
Siapa yang Dikenai Sindiran Biden?
Pidato Biden secara tidak langsung menyentuh sejumlah individu terkaya di dunia yang telah menunjukkan dukungan terhadap Trump.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah , yang dilaporkan menghabiskan lebih dari 100 juta dollar untuk membantu kampanye Trump.
Selain Musk, Mark Zuckerberg dari Meta dan Jeff Bezos dari Amazon juga dianggap sebagai target sindiran Biden setelah keduanya terlihat mendukung Trump dan menyumbang dana besar untuk komite pelantikan dari Partai Republik.
Baca juga:
Sebelum menyampaikan pidatonya, Biden juga berbicara kepada wartawan mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
Saat ditanya tentang siapa yang bertanggung jawab atas gencatan senjata tersebut, Biden menunjukkan keterkejutannya dengan menjawab, "Apakah itu lelucon?"
Dia menekankan bahwa negosiasi tersebut adalah hasil kerja timnya, dan sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang baru.
Sementara Biden fokus pada peringatan mengenai oligarki, Trump juga mengambil langkah untuk mengeklaim keberhasilan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza.
Dalam unggahan media sosialnya, Trump menyatakan bahwa perjanjian tersebut adalah hasil dari "Kemenangan Bersejarah kita di bulan November."
Dia menegaskan bahwa keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintahannya untuk menciptakan perdamaian dan memastikan keselamatan warga Amerika serta sekutunya.
Aksi saling klaim antara Biden dan Trump terkait gencatan senjata Gaza menunjukkan pertarungan untuk menciptakan warisan kepresidenan.
Sementara Biden berusaha untuk menekankan peringatan tentang oligarki dan konsekuensi bagi demokrasi, Trump berupaya untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin yang berhasil dalam masalah diplomasi internasional.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).