Apa Kabar proyek Infrastruktur Jokowi di Tangan Prabowo?

Prabowo membantah isu dirinya akan menghentikan proyek infrastruktur pada masa Jokowi yang belum rampung. Apa saja proyek infrastruktur era Prabowo?

Apa Kabar proyek Infrastruktur Jokowi  di Tangan Prabowo?

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Subianto membantah isu ihwal dirinya akan menghentikan proyek-proyek infrastruktur. Kepala negara menegaskan, tidak ada keinginan menghentikan proyek infrastruktur. Proyek-proyek itu, kata dia, justru akan diserahkan kepada perusahaan swasta.

“Tidak benar, saya tidak menghentikan proyek . Infrastruktur akan sebagian besar saya serahkan kepada swasta untuk membangun,” katanya pada Kamis, 16 Januari 2025

Dalam agenda Munas Konsolidasi Persatuan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel The Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta itu, Prabowo menyatakan akan memberikan peran lebih besar kepada pihak swasta. Ia menilai, swasta lebih efisien, inovatif, dan berpengalaman dalam mengerjakan proyek.

“Nanti jalan tol, pelabuhan, bandara saya serahkan kepada swasta,” kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Proyek infrastruktur era Prabowo

Sebagian besar proyek infrastruktur era Prabowo saat ini adalah warisan dari presiden terdahulu. Sebelum purnatugas, pada Mei 2024 lalu Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau menyerahkan sedikitnya 14 Proyek Strategis Nasional atau PSN dan 2 program baru kepada Prabowo.

Adapun 14 PSN itu yakni Pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK) Tropical Concept; Pengembangan Kawasan Industri Wiraraja Pulau Galang; Proyek North Hub Development Project Lepas Pantai Kalimantan Timur; dan Pengembangan Kawasan Industri Neo Energy Parimo Industrial Estate Sulawesi Tengah.

Kemudian Kawasan Industri Patimban Industrial Estate Subang; Pengembangan Kawasan Industri Giga Industrial Park, Sulawesi Tenggara; Pengembangan Kawasan Industri Kolaka Resource, Sulawesi Tenggara; serta Pengembangan Kawasan Industri Stargate Astra, Sulawesi Tenggara; dan Pengembangan Kawasan Pesisir Surabaya Waterfront.

Lalu Pengembangan Kawasan Neo Energy Morowali, Sulawesi Tengah; Pengembangan Kawasan Terpadu di Bumi Serpong Damai (BSD); Pengembangan Kawasan Industri Toapaya Bintan, Riau; Pengembangan Jalan Tol di Section Harbour Road II Jakarta Utara; dan Pengembangan Jalan Tol Dalam Kota Bandung.

Plt Deputi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, total PSN yang harus dikerjakan Prabowo mencapai 218 proyek infrastruktur dan 15 program kerja. Itu termasuk 44 PSN terdahulu dan 3 program yang masih dalam tahap pembangunan, 5 PSN masih dalam proses transaksi, dan 46 proyek dan 3 program masih dalam proses penyiapan.

Sementara itu, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Presiden Prabowo telah mengarahkan bahwa PSN yang proyeksikan selesai pada periode 2024-2025 harus terus dikejar. Ada 18 proyek yang kudu di rampungkan pada 2024, sedangkan 30 proyek lagi akan selesai di 2025 ini.

Airlangga juga menyampaikan arahan Presiden Prabowo untuk dapat melakukan kajian terhadap Giant Sea Wall (GSW). GSW yang akan dibangun adalah tanggul laut dari Jakarta hingga Cirebon untuk menanggulangi banjir air laut. Proyek tersebut nantinya juga akan dimasukkan ke daftar PSN.

Terbaru, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo juga berencana mengusulkan beberapa proyek infrastruktur ke Presiden Prabowo untuk menjadi fokus pemerintah dan masuk dalam daftar PNS. Proyek infrastruktur tersebut sebelumnya telah dibahas bersama Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.

Dody tak memerinci berapa jumlah proyek yang akan diajukan. Namun, ia mengatakan sebagian infrastruktur itu adalah jalan tol, bendungan, stadion olahraga, dan rumah sakit. Kata dia, proyek yang disetujui oleh Prabowo kemungkinan besar akan menjadi PSN.

“Kami akan memutuskan beberapa proyek yang menurut kami layak untuk diteruskan pemerintahan ini ke Presiden Prabowo. Namun, mungkin presiden punya pikiran lain terkait fokus infrastruktur di pemerintahannya,” kata Dody, Jumat, 10 Januari 2025.

Hendrik Yaputra dan Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.