Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini

Gencatan senjata dengan Hamas resmi digelar pekan ini usai kabinet keamanan Israel sepakat menyetujui rencana tersebut guna pencapaian tujuan perang

Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu, Gelar Gencatan Senjata di Gaza Akhir Pekan Ini

TRIBUNNEWS.COM - Kabinet keamanan sepakat menyetujui rencana PM untuk menggelar gencatan senjata dengan milisi Hamas .

Keputusan ini disahkan setelah semua anggota kabinet menggelar pertemuan penting pada Jumat (17/1/2025) waktu setempat.

Dalam pertemuan itu anggota kabinet sepakat menggelar gencatan senjata dengan mempertimbangkan aspek diplomatik, keamanan dan kemanusiaan, guna mendukung pencapaian tujuan perang.

"Setelah memeriksa semua aspek politik, keamanan, dan kemanusiaan, dan memahami bahwa kesepakatan yang diusulkan mendukung tercapainya tujuan perang, kabinet keamanan merekomendasikan pemerintah menyetujui kesepakatan gencatan senjata,” kata juru bicara kantor PM Israel dikutip dari

Sejauh ini Kantor perdana menteri tidak mengungkapkan siapa yang memilih untuk mendukung langkah tersebut.

Akan tetapi sebelas anggota kabinet keamanan dilaporkan telah  menyetujui gencatan senjata dengan Hamas.

Presiden , Isaac Herzog, menyebut perjanjian itu sebagai "langkah yang tepat" dan mendesak Perdana Menteri untuk melanjutkannya.

Sementara itu  Partai Zionisme Religius Menteri Keuangan Bezalel Smotrich mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung kesepakatan tersebut.

Hal serupa juga dilakukan oleh Partai Otzma Yehudit dari Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir keduanya

Kendati masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani oleh kabinet, namun para pejabat mengatakan pada hari Jumat bahwa gencatan senjata dan pembebasan akan dimulai pada Ahad sesuai rencana.

Baca juga:

Kapan Gencatan Senjata Israel di Gelar

Hamas dan akhirnya menyepakati gencatan senjata yang akan dimulai pada 19 Januari mendatang.

Waktu gencatan senjata ini digelar beda sehari dengan pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump pada 20 Januari.

Menurut informasi yang beredar gencatan senjata ini akan terbagi dalam tiga fase, di mana setiap fase berlangsung selama 42 hari. Berikut poin – point setiap fase gencatan senjata .

Fase Pertama 

  • Hamas membebaskan 33 sandera termasuk warga sipil dan tentara perempuan, anak-anak dan warga sipil berusia di atas 50 tahun.
  • Israel membebaskan 30 tahanan untuk setiap sandera sipil dan 50 untuk setiap tentara perempuan.
  • Penghentian pertempuran, pasukan bergerak keluar dari daerah berpendudukan ke pinggiran Jalur Gaza.
  • Warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah, lebih banyak bantuan memasuki Jalur Gaza.
  • Pada tahap pertama, pasukan akan mundur ke pinggiran Gaza dan banyak warga Palestina akan dapat kembali ke sisa-sisa rumah mereka saat bantuan masuk.

Fase Kedua

  • Deklarasi "Ketenangan berkelanjutan". Pengumuman kembalinya ketenangan yang berkelanjutan atau penghentian operasi militer dan permusuhan.
  • Hamas membebaskan sandera laki-laki yang tersisa (tentara dan warga sipil) dengan imbalan sejumlah tahanan yang belum dinegosiasikan dan penarikan penuh pasukan dari Jalur Gaza.

Fase Ketiga

  • Jenazah sandera yang telah meninggal ditukar dengan jenazah pejuang yang telah meninggal.
  • Pelaksana rencana rekonstruksi di Gaza yang akan dilakukan di bawah pengawasan internasional
  • Penyeberangan perbatasan untuk pergerakan masuk dan keluar Gaza dibuka kembali

(Tribunnews.com / Namira)