Lawatan Presiden Prabowo ke AS dan China Dinilai Perkuat Hubungan Global
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menggelar lawatan ke luar negeri yang menarik perhatian publik dan meraih apresiasi luas. Dalam kunjungannya ke dua negara besar, China dan Amerika Serikat, Presiden...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden menggelar lawatan ke luar negeri yang menarik perhatian publik dan meraih apresiasi luas. Dalam kunjungannya ke dua negara besar, China dan Amerika Serikat, Presiden Prabowo bertemu langsung dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Joe Biden untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, keamanan, kesehatan, dan pendidikan.
Pengamat Politik, Ujang Komaruddin menyampaikan bahwa kunjungan ini membangkitkan rasa bangga rakyat Indonesia.
“Kalau kita menganalisa dan mengamati apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo sebagai Presiden RI ke-8, itu membuat decak kagum bagi seluruh rakyat Indonesia. Beliau punya pengalaman dan hubungan baik dengan banyak negara serta tokoh dunia,” ujar Ujang.
Ujang Komaruddin mengungkapkan bahwa kepemimpinan Prabowo yang aspiratif, komunikatif, dan terbuka ini memunculkan kebanggaan baru bagi rakyat Indonesia.
"Presiden Prabowo punya kecerdasan, banyak pengetahuan, dan juga sangat humble. Itu kesaksian-kesaksian yang diberikan warga Indonesia di luar negeri ketika bertemu Pak Prabowo,” jelas Ujang.
Prabowo pertama kali mengunjungi China, di mana ia disambut hangat oleh Presiden Xi Jinping di Great Hall of the People, Beijing, pada Sabtu, 9 November 2024. Xi Jinping mengapresiasi keputusan Prabowo menjadikan China sebagai negara pertama yang dikunjungi pasca-pelantikan, menyatakan bahwa kunjungan tersebut mencerminkan pentingnya hubungan Tiongkok-Indonesia.
Xi Jinping juga menegaskan komitmen China untuk terus mendukung kepemimpinan Presiden Prabowo dan siap menjalin kerja sama erat di berbagai bidang strategis.
Kunjungan ini membuahkan hasil signifikan, termasuk penandatanganan perjanjian investasi antara Indonesia dan China senilai USD 10,7 miliar atau setara Rp157 triliun. Investasi ini mencakup sektor ketahanan pangan, ketahanan energi, dan hilirisasi, yang diharapkan akan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Perjanjian yang ditandatangani bernilai 10 miliar dolar AS,” ujar Presiden Prabowo.
Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan China dan menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menyambut investasi ini dengan menyediakan iklim usaha yang kondusif.
Selain itu, Presiden Prabowo juga berhasil memperoleh dukungan China untuk program makan siang bergizi gratis yang ditargetkan bagi siswa sekolah di Indonesia.
Presiden Prabowo dan Presiden Xi Jinping menyaksikan langsung penandatanganan MoU Project Funding Agreement terkait program ini, yang menjadi bagian dari upaya meningkatkan gizi anak-anak Indonesia.
Setelah menyelesaikan lawatannya di Tiongkok, Presiden Prabowo melanjutkan kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat dan bertemu Presiden Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, pada Selasa, 12 November 2024.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pemimpin mendiskusikan berbagai isu global dan kerja sama strategis antara Indonesia dan Amerika Serikat, termasuk tantangan di Gaza dan Laut China Selatan. Presiden Prabowo juga mengapresiasi sambutan hangat dari Biden dan menyampaikan rasa hormat yang mendalam.
Biden menilai bahwa hubungan diplomatik Indonesia-AS yang telah terjalin selama 75 tahun kini berada pada titik terkuatnya.
“75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia dan AS. Saya bangga bahwa kemitraan antara negara kita adalah yang terkuat yang pernah ada,” ujar Biden.
Keduanya sepakat memperluas kerja sama militer, khususnya dalam latihan Super Garuda Shield, yang kini telah berkembang menjadi latihan multinasional dengan lebih dari 4.000 personel dari 23 negara.
Keduanya juga membahas penguatan keamanan kesehatan, termasuk program pencegahan penyakit menular dan zoonosis di Indonesia. Melalui dukungan USAID, sistem peringatan dini Indonesia diperluas hingga 38 provinsi. Program ini juga mencakup deteksi tuberkulosis di lebih dari 250 rumah sakit, mencapai lebih dari empat juta orang.
Kesepakatan lainnya mencakup dukungan Amerika Serikat terhadap program makan siang bergizi untuk siswa Indonesia, yang sejalan dengan program serupa yang telah dilaksanakan di AS. Dukungan ini dituangkan dalam pernyataan bersama usai pertemuan kedua pemimpin negara di Gedung Putih.
"Presiden Biden juga menyatakan dukungannya terhadap program nasional Indonesia untuk menyediakan makanan bergizi dan sehat bagi anak sekolah dan ibu hamil,” jelas Joint Statement atau pernyataan bersama yang diunggah di situs resmi Gedung Putih.
Dalam lawatannya yang berlangsung selama dua pekan ini, Presiden Prabowo dianggap mampu membawa Indonesia lebih diperhitungkan di kancah internasional, sejalan dengan visinya untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan pengaruh regional dan global.