Majelis Hukama ajak perkuat persaudaraan manusia dan harmoni alam
Majelis Hukama Muslimin (MHM) mengajak warga bangsa untuk memperkuat persaudaraan dan melestarikan harmoni alam, ...
![Majelis Hukama ajak perkuat persaudaraan manusia dan harmoni alam](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/09/IMG_20250209_143944.jpg)
Persahabatan dan persaudaraan Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus adalah salah satu contoh yang bisa disaksikan hari ini
Jakarta (ANTARA) - Majelis Hukama Muslimin (MHM) mengajak warga bangsa untuk memperkuat persaudaraan dan melestarikan harmoni alam, berkenaan dengan peringatan Hari Persaudaraan Manusia Sedunia tahun 2025.
"Saya mengajak para tokoh agama terus memanfaatkan mimbar keagamaan untuk menyampaikan pesan persaudaraan manusia, di berbagai kesempatan," ujar Pendiri sekaligus Anggota MHM Quraish Shihab dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Hari Persaudaraan Manusia Sedunia diperingati setiap 4 Februari, sejak ditetapkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2020. Peringatan ini didasarkan pada penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama.
Dokumen ini ditandatangani oleh Grand Syekh Al Azhar yang juga Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM), Imam Akbar Ahmed Al Tayeb, bersama Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus di Abu Dhabi, 4 Februari 2019.
Ikhtiar memperkuat persaudaraan manusia, menurut Quraish, harus terus dilakukan. Upaya ini juga sangat relevan karena konflik dan perang masih saja terus terjadi. Oleh karena itu, pesan persaudaraan manusia harus terus digaungkan, tidak terkecuali melalui mimbar-mimbar keagamaan.
Menurut Quraish, Sahabat Nabi, Ali Bin Abi Thalib, mengajarkan bahwa mereka yang bukan saudara seiman adalah saudara dalam kemanusiaan.
Persahabatan dan persaudaraan Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al-Tayeb dan Paus Fransiskus adalah salah satu contoh yang bisa disaksikan hari ini.
Baca juga:
Baca juga:
"Persaudaraan keduanya tidak semata dalam ucapan, tetapi mewujud dalam kesadaran dan keprihatinan bersama sehingga melahirkan Dokumen Persaudaraan Manusia," katanya.
Selain persaudaraan manusia, MHM juga mengajak untuk melestarikan harmoni alam. Direktur MHM kantor cabang Indonesia Muchlis M. Hanafi mengatakan konflik dan bencana kemanusiaan, serta krisis sosial yang terjadi di berbagai belahan dunia sering kali berakar pada persoalan lingkungan.
Laporan dari World Bank (2023) mencatat bahwa lebih 216 juta orang di enam kawasan dunia berisiko mengalami migrasi paksa akibat perubahan iklim pada tahun 2050.
"Perubahan iklim yang menyebabkan bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga memicu kelangkaan pangan dan perebutan sumber daya alam yang akhirnya menimbulkan konflik antarbangsa," kata dia.
Di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, kata Muchlis, ketegangan geopolitik semakin meningkat akibat keterbatasan air yang diperburuk oleh pemanasan global.
Menurut laporan PBB, 60 persen populasi di wilayah ini menghadapi krisis air yang kronis. Selain itu, laporan Global Risk Report 2024 dari World Economic Forum (WEF) menempatkan perubahan iklim sebagai salah satu ancaman utama bagi stabilitas global dalam satu dekade mendatang.
Perubahan iklim tidak hanya memperburuk kemiskinan, tetapi juga memperbesar kesenjangan sosial dan ekonomi, menciptakan kondisi yang memicu instabilitas sosial.
"Inilah mengapa menjaga lingkungan bukan hanya kewajiban ekologis, tetapi juga tanggung jawab moral dan sosial dalam membangun persaudaraan manusia. Pendekatan Islam terhadap lingkungan menekankan prinsip maslahah (kepentingan umum) dan amanah manusia sebagai khalifah di bumi (QS. Al-Baqarah: 30)," ujar Muchlis.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025