Pemasungan ODGJ Masih Marak di Jawa Timur, Direktur RSJ Menur: Perlu Edukasi Kesehatan Mental

Pemasungan ODGJ Masih Marak di Jawa Timur, Direktur RSJ Menur: Perlu Edukasi Kesehatan Mental. ????Kabupaten Sampang dan Madiun memiliki angka korban pasung yang cukup tinggi, yakni sebanyak 27 dan 24 orang, diikuti Kabupaten Probolinggo dan Pamekasan. Data ini terhitung hingga Desember 2024 lalu. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Pemasungan ODGJ Masih Marak di Jawa Timur, Direktur RSJ Menur: Perlu Edukasi Kesehatan Mental

Surabaya (beritajatim.com) – Di Jawa Timur, meskipun jumlah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dipasung sudah berkurang, namun masalah pemasungan ini masih menjadi isu penting yang perlu perhatian.

Kabupaten Sampang dan Madiun memiliki angka korban pasung yang cukup tinggi, yakni sebanyak 27 dan 24 orang, diikuti Kabupaten Probolinggo dan Pamekasan. Data ini terhitung hingga Desember 2024 lalu.

Direktur Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur, drg Vitria Dewi, mengungkapkan bahwa banyak keluarga yang masih merasa malu atau tidak tahu cara menangani anggota keluarga dengan gangguan mental.

Akibatnya, ODGJ sering kali dipasung karena dianggap meresahkan atau membahayakan lingkungan sekitar. Padahal, menurut Vitria, gangguan mental seperti halnya dengan penyakit fisik lainnya, yakni dapat diobati.

Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya penanganan yang tepat untuk ODGJ sangat diperlukan.

“Gangguan mental itu sama dengan sakit lainnya, jadi tidak usah takut dan malu untuk berobat. Semua penyakit bisa diobati, termasuk gangguan mental,” kata Vitria, Sabtu (18/1/2024).

Vitria menambahkan, kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas Sosial dalam program pembebasan pasung dinilai telah berhasil mengurangi jumlah ODGJ yang dipasung.

Meskipun begitu, masih banyak yang belum paham tentang cara merawat ODGJ dengan baik. Karena itu, keluarga yang memiliki anggota dengan gangguan jiwa diminta untuk tidak menunda-nunda untuk membawa mereka ke fasilitas kesehatan yang dapat menangani masalah mental.

“Jadi, jangan ditunda, jangan menunggu sampai parah, jangan takut kalau itu menjadi stigma, karena sekarang pemahaman masyarakat tentang masalah mental semakin baik,” pesan Vitria.

Sejak 2014, Pemprov Jatim melalui Dinas Sosial telah melaksanakan Program Bebas Pasung, yang berhasil membebaskan 1.594 ODGJ korban pasung.

Namun, hingga Desember 2024, masih terdapat 253 ODGJ yang terpasung. Data menunjukkan bahwa 622 ODGJ korban pasung sedang dalam perawatan, sementara 330 lainnya meninggal.

Kabupaten Sampang dan Madiun memiliki angka korban pasung yang cukup tinggi, diikuti Kabupaten Probolinggo dan Pamekasan. [ipl/ian]