PEPC JTB Perkenalkan Industri Hulu Migas Pada Mahasiswa di Bojonegoro
PEPC JTB Perkenalkan Industri Hulu Migas Pada Mahasiswa di Bojonegoro. ????PEPC Zona 12 sebagai operator Lapangan Gas JTB bersama SKK Migas menggelar kuliah umum kepada mahasiswa perwakilan tujuh kampus di Kabupaten Bojonegoro. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bojonegoro (beritajatim.com) – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12 sebagai operator Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) bersama SKK Migas menggelar kuliah umum kepada ratusan mahasiswa perwakilan tujuh kampus di Kabupaten Bojonegoro.
Kuliah umum dengan tema Peran Industri Hulu Migas Dalam Mendukung Indonesia Emas 2045 itu untuk membekali wawasan mahasiswa terkait peran industri migas dalam mendukung kebutuhan energi hingga manfaat ekonomi setiap kegiatan usaha hulu migas di wilayah operasinya.
Supt Facility Maintenance PEPC Zona 12 Febrita Kusuma Wardana memaparkan tantangan ke depan yang dihadapi Gen Z atau mahasiswa untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat, terlebih di era internet ini.
Di industri hulu migas pun telah beradaptasi memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menjalankan operasinya. Seperti halnya di JTB, juga telah menggunakan instrumen komputerisasi dalam pengoperasiannya.
“Bahkan JTB sebagai salah satu lapangan yang memiliki kompleksitas dan kecanggihan terkini. Untuk itu mari adik-adik tetap bersemangat menyambut kemajuan ini dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” pesannya, Kamis (4/11/2024).
Kegiatan kuliah umum tersebut mendapat sambutan positif dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur Prasetyo.
Mewakili Pj Bupati Bojonegoro, Kusnandaka menilai kuliah umum seperti ini memberikan bekal berharga bagi para mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet kepemimpinan Bojonegoro mendatang. Dengan pengetahuan hulu migas, mereka bisa memberikan sumbangsih pikiran bagi kemajuan daerahnya yang memiliki potensi tinggi di bidang hulu migas.
“Adik-adik dengan mengikuti kegiatan ini nanti bisa muncul pemikiran dan ide-ide bagaimana memajukan Bojonegoro dari potensi migas yang ada. Peluang yang harus kita tingkatkan seperti apa, nanti wawasan ini akan berguna bagi adik-adik mahasiswa,” katanya.
Di sisi lain, Kusnandaka juga berpesan kepada para mahasiswa untuk tidak terlena dengan berlimpahnya potensi migas yang ada di daerahnya, karena semua kegiatan ekstraktif migas ada batas waktunya.
Dari keterbatasan inilah PEPC bersama SKK Migas memberikan kesempatan menggali ilmu, sehingga kegiatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar pemahaman yang didapat bisa menjadi dasar pemikiran kedepan dalam mengantisipasi semua perubahan.
“Semoga pengalaman dari daerah yang memiliki sumber daya mineral ini dapat dijadikan pembelajaran dari kegiatan ini sehingga bisa tetap baik kedepannya. Terima kasih PEPC atas sumbangsihnya untuk berbagi ilmu dengan generasi muda,” tambahnya
Salah satu peserta mahasiswa dari Institut Sain Teknologi dan Kesehatan, Insan Cendekia Husada) ISTeK ICsada, Gatot AJi Purnomo mengaku pertama kali mengikuti kuliah umum terkait industri hulu migas dan manfaat bergandanya.
Selain mendapat pengetahuan secara keilmuan, ia juga mengaku puas karena berkesempatan berkunjung ke lokasi lokasi proyek. “Jadi tahu Jambaran-Tiung Biru sebagai penghasil gas untuk pemenuhan energi. Penting banget untuk paham tentang migas, dengan mengikuti kegiatan kuliah umum seperti ini agar lebih interes,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kegiatan kuliah umum ini melibatkan ratusan mahasiswa yang berasal dari tujuh kampus yang ada di Bojonegoro antara lain Universitas Bojonegoro, IKIP PGRI, UNUGIRI, STIE Cendekia, STIKes Muhammadiyah, STIKes Insan Cendekia Husada, dan STIKes Rajekwesi.
Kuliah umum dilakukan untuk menjawab tantangan menuju cita-cita Indonesia Emas 2045 dalam mengejar negara maju dunia menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen bangsa, untuk itulah industri hulu migas mengambil peran strategis dalam mendukung visi tersebut.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke Lapangan Gas Jambaran-Tiung Biru di Desa Bandungrejo, Ngasem dengan dipandu oleh beberapa pekerja muda lulusan Program Apprentice yang merupakan putera-puteri terbaik Bojonegoro.
Diharapkan hasil positif migas di wilayah ini memberi kontribusi kemajuan masyarakat di Bojonegoro, termasuk bagi para mahasiswa Gen Z yang mulai “melek” terhadap industri migas. [lus/kun]