Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Alumni Tarnus yang Jadi Bos Garuda Indonesia
Wamildan Tsani Panjaitan diangkat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menunjuk Wamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Irfan Setiaputra. Wamildan saat ini adalah Pelaksana Tugas atau Plt Direktur Utama Lion Air.
Profil Wamildan Tsani Panjaitan
Tsani memimpin Lion Air sebagai pelaksana tugas sejak 2023. Ia sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keselamatan, Keamanan dan Kualitas di grup maskapai tersebut.
Kariernya di dunia penerbangan dimulai sejak 2023 setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara atau AAU. Alumni SMA Taruna Nusantara ini memulai karier sebagai pilot. Ia kemudian menjadi pengajar di sekolah penerbangan TNI Angkatan Udara hingga pensiun dini dan kemudian bergabung dengan Lion Air.
Kementerian BUMN mengangkat Wamildan untuk menggantikan Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa atau RUPSLB pada Jumat (15/11). Irfan saat dikonfirmasi Katadata.co.id mengaku menerima keputusan tersebut.
Kabar perombakan direksi di jajaran Garuda Indonesia ini sudah beredar sejak pekan lalu, demikian pula dengan nama Wamildan yang akan mengisi posisi pucuk pimpinan BUMN tersebut.
Kinerja Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia Tbk mencatatkan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$ 131,222 juta atau setara Rp 2,06 triliun hingga September 2024 dengan asumsi kurs Rp 15.728 per dolar AS. Kerugian GIAA membengkak 81,29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 72,38 juta.
Rugi perusahaan meningkat meski pendapatan perusahaan naik dari US$ 2,23 miliar pada periode yang sama sebelumnya menjadi US$ 2,56 miliar. Ini karena ada sejumlah beban yang meningkat sehingga membuat kinerja keuangan Garuda tertekan.
Beban operasional penerbangan naik 14% secara tahunan mencapai US$ 1,29 miliar atau Rp 20,34 triliun hingga periode kuartal III 2024. Kenaikan juga terjadi pada beban keuangan dari US$ 337,89 menjadi US$ 374,33 juta atau Rp 5,88 triliun.