RI-WHO perkuat kesehatan melalui GPW ke-14
Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjalin kerja sama erat guna membangun sistem kesehatan nasional yang ...
Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjalin kerja sama erat guna membangun sistem kesehatan nasional yang lebih baik, salah satunya melalui penerapan General Programme of Work (GPW) ke-14.
“GPW14 menargetkan 1,2 miliar orang menjalani kehidupan lebih sehat dengan risiko yang berkurang dan lingkungan yang lebih sehat. Selain itu, memastikan 430 juta lebih orang dapat mengakses layanan kesehatan, yang penting tanpa kesulitan finansial juga melindungi 600 juta orang lebih dari keadaan darurat kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Widyawati di Jakarta, Rabu.
Dalam keterangannya, Widyawati menyebutkan untuk mencapai target penerapan GPW ke-14, WHO memproyeksikan kebutuhan dana sebesar 11,1 miliar dolar AS untuk periode 2025-2028, yang digunakan untuk mendukung berbagai program kesehatan di negara-negara anggota, termasuk Indonesia.
Baca juga:
Baca juga:
Pada periode 2024–2025, ujarnya, WHO berkomitmen memberikan hibah kepada Pemerintah Indonesia sebesar USD 14 juta dalam bentuk uang dan jasa, serta donasi barang senilai USD 4,26 juta.
Dia menyebutkan dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung program kesehatan prioritas, di antaranya peningkatan akses layanan kesehatan primer, pengendalian penyakit menular dan promosi kesehatan.
Secara rinci, dukungan kerja sama dengan WHO menghasilkan beberapa capaian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia. Pertama, capaian program imunisasi rutin, dimana WHO memberikan dukungan teknis dan vaksin untuk program imunisasi rutin di Indonesia.
Hal ini berhasil menurunkan angka kematian bayi dan anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti polio, campak dan difteri.
Dia menambahkan selama terjadi wabah penyakit tertentu, WHO juga mendukung pelaksanaan kampanye imunisasi tambahan guna meningkatkan cakupan serta mencegah penyebaran penyakit.
Kedua, upaya pengendalian penyakit menular. Indonesia mampu meningkatkan deteksi dini, pengobatan dan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis. Selain itu, program pengendalian malaria yang didukung oleh WHO berhasil menurunkan angka kejadian malaria, terutama di wilayah endemis.
"WHO juga memberikan dukungan teknis dan finansial dalam upaya pencegahan, pengobatan dan perawatan HIV/AIDS," ujarnya.
Ketiga, WHO memberikan dukungan dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak, serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Sedangkan yang keempat, WHO menjadi mitra strategis dari segi kesiapsiagaan dan respons darurat memberikan dukungan teknis dan logistik, termasuk surveilans, pelacakan kontak, dan vaksinasi, seperti halnya saat pandemi COVID-19 atau saat bencana alam.
Kelima, upaya penguatan sistem kesehatan, dimana WHO mendukung program pelatihan dan pengembangan kapasitas tenaga kesehatan serta membangun sistem surveilans yang kuat untuk memantau kejadian penyakit dan faktor risiko kesehatan.
Baca juga:
Baca juga:
Keenam, dukungan promosi kesehatan. WHO, katanya, mendukung program-program promosi kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup sehat, seperti berhenti merokok, makan makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur.
Dia mengemukakan bahwa WHO juga memberikan perhatian pada kesehatan mental dan mendukung upaya promosi kesehatan mental di Indonesia.
Menurut Widyawati, kemitraan antara Indonesia dan WHO menjadi contoh yang baik bagi kerja sama internasional di bidang kesehatan. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak berhasil mencapai banyak kemajuan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.
“Ke depannya, kerja sama ini diharapkan dapat terus ditingkatkan dan diperkuat untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. Dengan dukungan WHO, Indonesia berkomitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam bidang kesehatan,” katanya.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025