Survei: 47 Persen Warga Amerika Serikat Sebut Rencana Donald Trump di Gaza Ide Buruk
Survei oleh CBS dan YouGov mengungkap 47 persen warga Amerika Serikat menganggap rencana Donald Trump mengambil alih Jalur Gaza sebagai ide buruk
![Survei: 47 Persen Warga Amerika Serikat Sebut Rencana Donald Trump di Gaza Ide Buruk](https://statik.tempo.co/data/2025/01/21/id_1371045/1371045_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan CBS dan YouGov mengungkap 47 persen warga Amerika Serikat (AS) menganggap rencana Presiden AS mengambil alih Jalur Gaza sebagai "ide buruk". Survei itu digelar pada 5–7 Februari 2025 dan dipublikasikan pada Minggu, 9 Februari 2025.
juga menunjukkan hanya 13 persen dari 2.175 responden yang menilai rencana Trump itu sebagai "ide bagus", sedangkan 40 persen lainnya ragu-ragu. Meski demikian, mayoritas responden atau sebanyak 54 persen mengatakan setuju dengan cara Trump menangani konflik Israel Palestina,dan 46 persen lainnya menyatakan sebaliknya.
Dari mereka yang disurvei, 70 persen di antaranya percaya Trump memenuhi janjinya selama berkampanye. Ada 53 persen responden yang mengaku puas dengan kinerjanya.
Sebelumnya pada 4 Februari 2025, Trump menyatakan AS akan mengambil alih Jalur Gaza, wilayah Palestina yang luluh lantak akibat agresi militer Israel sejak Oktober 2023. Dia juga mengusulkan agar warga di sana dipindahkan ke negara lain agar wilayah itu dapat diubah menjadi "Riviera of the Middle East" atau kawasan pesisir yang indah di Timur Tengah.
Atas rencana Trump tersebut, Israel memerintahkan tentaranya untuk bersiap mengevakuasi warga Palestina dari Gaza. Pernyataan Trump ini menuai kecaman dari seluruh dunia. Trump mengklarifikasi rencananya dalam komentar di platform web Truth Social miliknya. Ia pernah mengakui kemungkinan pasukan AS akan dikerahkan ke Gaza.
"Jalur Gaza akan diserahkan kepada Amerika Serikat oleh Israel setelah pertempuran berakhir," katanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis, 6 Februari 2025.
Menurut , warga Palestina akan dimukimkan kembali di komunitas yang jauh lebih aman dan lebih indah, dengan rumah-rumah baru dan modern, di wilayah tersebut. "Tidak akan dibutuhkan tentara AS!" katanya.
Sumber: Sputnik-OANA | Antara
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik