Adu Aset Konglomerasi Keuangan di Indonesia, Siapa Juaranya?
OJK telah menetapkan kriteria baru pada grup usaha yang masuk dalam kategori konglomerasi keuangan, yakni memiliki aset minimal Rp 100 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan () menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 30 Tahun 2024 tentang Konglomerasi Keuangan dan Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan (KK PIKK). Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari POJK Nomor 45/POJK.03/2020 tentang Konglomerasi Keuangan, yang disusun untuk memenuhi mandat UU Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Sebelumnya, OJK telah menetapkan kriteria baru pada grup usaha yang masuk dalam kategori konglomerasi keuangan, yakni memiliki aset minimal Rp 100 triliun. Hal ini telah tertuang dalam Peraturan OJK Nomor 45 Tahun 2020.
Dalam beleid tersebut, konglomerasi keuangan juga harus memiliki kegiatan bisnis lebih dari satu jenis lembaga jasa keuangan. Namun, OJK dapat menetapkan tersendiri dua atau lebih LJK yang berada dalam satu grup sebagai konglomerasi keuangan meski tak memenuhi aset minimal tersebut.
Saat ini, rata-rata perusahaan keuangan yang memiliki aset di atas Rp 100 triliun bergerak di sektor perbankan. Ada lebih dari sepuluh bank yang masuk dalam kriteria aset tersebut.
Bank Mandiri, Konglomerasi Keuangan dengan Aset Terbesar
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan rekor sebagai keuangan dengan aset terbesar di Indonesia. Pada September 2024, aset Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 2.323,99 triliun.
Bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), berada di posisi ketiga dengan aset sebesar Rp 1.433,7 triliun hingga September 2024. Adapun PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) merupakan satu-satunya bank syariah yang masuk dalam jajaran sepuluh besar, jumlah asetnya melampaui PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) dan PT Bank Danamon Tbk (BDMN).
Berikut ini sepuluh bank terbesar di Indonesia berdasarkan aset:
Nama Bank | Total Aset |
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) | Rp 2.323,99 triliun |
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) | Rp 1.961,92 triliun |
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) | Rp 1.433,7 triliun |
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) | Rp 1.068,08 triliun |
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) | Rp 455,1 triliun |
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) | Rp 370,72 triliun |
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) | Rp 354,29 triliun |
PT Bank Danamon Tbk (BDMN) | Rp 240,38 triliun |
PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) | Rp 230,59 triliun |
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) | Rp 189,32 triliun |
Sumber: Laporan keuangan perusahaan (konsolidasi) per September 2024