Anggaran BMKG Dipotong 50%, Termasuk untuk Alat Monitoring Gempa dan Tsunami

Anggaran BMKG mengalami efisiensi hingga sebesar 50, 35 persen dari yang sebelumnya senilai Rp2, 826 triliun menjadi Rp1, 423 triliun.

Anggaran BMKG Dipotong 50%, Termasuk untuk Alat Monitoring Gempa dan Tsunami

Anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika () mengalami efisiensi hingga sebesar 50,35 persen dari yang sebelumnya senilai Rp2,826 triliun menjadi Rp1,423 triliun. Terdapat sejumlah pos anggaran yang akan diefisiensikan BMKG, termasuk pembelian peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan pihaknya akan memastikan layanan informasi cuaca, iklim, dan deteksi gempa bumi hingga potensi tsunami tetap prioritas. Layanan tersebut berlangsung maksimal selama 24 jam menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia. 

"Meskipun dilakukan efisiensi anggaran, BMKG menjamin terlaksananya operasional layanan informasi 24 jam dan secara terus menerus," kata dia dikutip dari Antara, Senin (10/2).

Menurut dia, efisiensi anggaran BMKG tersebut dilakukan sebagaimana Surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.2025 dan sudah ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan bahwa ada beberapa bidang yang siap diefisiensikan BMKG yakni mulai dari belanja modal seperti pembelian peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi cuaca, iklim, gempa bumi, dan tsunami.

Kemudian mengefisiensikan anggaran untuk bidang operasional perkantoran listrik dan pendingin ruangan (AC), jaringan komunikasi serta suku cadang peralatan dan mesin.

BMKG juga akan melakukan pengetatan perjalanan dinas, memaksimalkan pertemuan luring menjadi secara daring, dan menyeimbangkan ritme kerja pegawai dengan menerapkan Work From Office (WFO) dan Work From Anywhere (WFA).

 Dwikorita mengatakan bahwa semua upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen BMKG untuk mendukung program pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.