Chaos, Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks di Israel Bentrok dengan Polisi, Protes Wajib Dinas Militer

Puluhan anggota komunitas Yahudi Haredi  kumpul di depan pusat perekrutan tentara Israel memprotes kebijakan yang wajibkan mereka daftar jadi tentara.

Chaos, Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks di Israel Bentrok dengan Polisi, Protes Wajib Dinas Militer

TRIBUNNEWS.COM - Pada Rabu (15/1/2025), bentrokan sengit terjadi antara kaum Yahudi Ultra-Ortodoks dan polisi di Tel Hashomer, dekat .

Puluhan anggota komunitas   berkumpul di depan pusat perekrutan tentara terbesar untuk memprotes kebijakan yang mewajibkan mereka mendaftar menjadi tentara.

Para penganut Yahudi Ultra-Ortodoks memprotes rencana pemerintah yang mewajibkan komunitas Haredi untuk mengikuti dinas militer.

Mereka menutup jalan sebagai bentuk protes dan bentrok dengan polisi yang berusaha membubarkan aksi tersebut.

Polisi menganggap demonstrasi itu ilegal, Palestine Chronicle melaporkan.

Aparat kemudian berusaha menghalangi pergerakan para pengunjuk rasa.

Beberapa peserta protes bahkan meneriakkan, “Kematian lebih baik daripada perekrutan.”

Protes ini dipicu oleh keputusan Mahkamah Agung (MA) pada Juni lalu.

Keputusan tersebut mengamanatkan agar orang-orang Yahudi Ultra-Ortodoks wajib bergabung dengan militer.

Selain itu, Mahkamah Agung juga melarang pemberian bantuan keuangan kepada lembaga-lembaga keagamaan yang para siswanya menolak wajib militer.

Keputusan ini memicu reaksi keras.

Baca juga:

Sejumlah tokoh agama, termasuk mantan Kepala Rabbi Sephardic , Yitzhak Yosef mendesak para siswa Haredi Yeshiva untuk menolak pemberitahuan pendaftaran.

Pada November 2024 lalu, Kementerian Pertahanan mengumumkan perekrutan 7.000 orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer .

Komunitas , yang mencakup sekitar 13 persen dari populasi , tidak bertugas di militer karena mereka lebih memilih untuk mendedikasikan hidup mereka untuk mempelajari Taurat.