Empat Tanda Meninggal Husnul Khatimah Menurut Hadis
REPUBLIKA.CO.ID, Wafat dalam keadaan baik menjadi impian setiap mukmin. Cara yang demikian biasa disebut sebagai husnul khatimah. Dr Mustafa Murad dalam Manajemen Husnul Khatimah mendefinisikan husnul khatimah sebagai kondisi...
Pemakaman (Ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, Wafat dalam keadaan baik menjadi impian setiap mukmin. Cara yang demikian biasa disebut sebagai husnul khatimah. Dr Mustafa Murad dalam Manajemen Husnul Khatimah mendefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang dunia dalam keadaan beramal saleh pada pengujung usianya hingga ia mengembuskan napas terakhirnya. Kematian yang husnul khatimah adalah kebahagiaan yang tiada tertandingi nilainya dan memiliki kedu duk an yang terhormat dan agung di hadapan Allah SWT.
Sejumlah hadis mengungkap tanda-tanda orang yang meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Tanda-tanda tersebut, diantaranya sebagai berikut. Pertama, mengucapkan kali mat tauhid (syahadah). Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan 'la ilaha illallah' (tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah, kecuali Allah SWT), maka ia masuk surga.'' (HR Abu Dawud).
Kedua, dahi atau keningnya berkeringat. Se buah riwayat dari Buraidah bin Hashib RA, dia berada di Khurasan. Lalu, saudaranya kem bali ke padanya dalam keadaan sakit sehingga ia sem pat menyaksikan kematiannya. Saat saudaranya meninggal dunia, ia melihat keringat ke luar dari dahinya, dan berka ta, "Allahu Akbar". Aku men dengar Rasulullah SAW bersabda, "Meninggalnya seorang mukmin ditandai dengan keringat di dahinya." (HR Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Ketiga, meninggal dunia pada malam Jumat atau siang harinya. Tanda ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Umar RA. Dia mendengar bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidak lah seorang Muslim meninggal dunia pada hari Ju mat atau malamnya, melainkan Allah akan me lin dunginya dari fitnah siksa kubur." (HR Tirmidzi).
Keempat, mati syahid. Ada lima macam mati syahid yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni disebabkan wabah (al-math'un), sakit perut (al-mabthun), karam atau tenggelam (al-ghariq), tertimpa tanah runtuh (shahibul hadm), dan syahid dalam perang di jalan Allah. (HR Bukhari dan Muslim).
Loading...