Kisah Chef Jamie Oliver yang Menderita Disleksia tapi Sukses Jadi Penulis

Meski sudah mengeluarkan 30 buku, Chef Jamie Oliver mengungkapkan perjuangannya melawan disleksia atau kesulitan membaca.

Kisah Chef Jamie Oliver yang Menderita Disleksia tapi Sukses Jadi Penulis

TEMPO.CO, Jakarta - Juru masak terkenal mengungkapkan perjuangannya melawan disleksia atau kesulitan membaca. Selain menjadi koki, ia kini juga aktif membantu anak-anak dengan masalah yang sama.

"Bukan rahasia lagi, saya mengalami kesulitan di sekolah tapi saya termasuk yang beruntung. Saya tahu saya ingin menjadi chef, dapur telah menyelamatkan saya," ungkapnya kepada The Sun.

Meski telah menelurkan hampir 30 buku memasak dan anak-anak, Jamie Oliver menjelaskan bagaimana ia mengatasi kesulitannya saat menulis. Dalam percakapan dengan BBC ia mengungkapkan, "Kebanyakan saya menulis dengan bantuan diktafon, hanya merekam. Senang bisa bekerja sama dengan seseorang, apakah itu ibu, ayah, atau teman saya." 

Ia juga mengaku senang menggunakan kertas berwarna-warni yang biasa digunakan untuk menuliskan pesan dan ditempel. Kemudian sekian banyak tempelan kertas berisi tokoh cerita atau kisah yang ditulis dikumpulkan dan dirangkai seperti menyusun teka-teki jigsaw.

"Jika kesulitan, jangan ragu meminta bantuan. Bila mengalami , jangan takut meminta bantuan karena Anda punya kekuatan super. Anda memiliki imajinasi yang luar biasa," katanya, dikutip dari .

Kondisi seumur hidup
Oliver harus menghabiskan masa sekolah dasar di kelas khusus karena kesulitan membaca dan menulis. Tak seperti kesulitan akademik lain, disleksia tak mempengaruhi kecerdasan dan hanya bermasalah dengan abjad, termasuk membaca, menulis, dan mengeja.

Penderita disleksia bisa salah mengurutkan abjad atau kebingungan dengan huruf, misalnya menulis "b" yang seharusnya "d". Meski kebanyakan penderita bisa memahami informasi dengan sempurna jika disampaikan secara lisan, membaca dan menulis bisa terasa menyulitkan dan membingungkan.

Membaca dan menulis dengan lambat, juga kemampuan mengeja yang buruk atau tidak konsisten, adalah tanda-tanda disleksia yang paling menonjol. Disleksia adalah kondisi seumur hidup tapi dengan dukungan khusus penderita bisa menjalani aktivitas di sekolah dan pekerjaan dengan baik. Gejala bisa muncul saat anak mulai belajar membaca dan menulis, tapi bisa juga sudah terlihat lebih awal. Penderita disleksia juga kerap bermasalah dengan penunjuk arah, seperti bingung dengan "naik, turun, kiri, kanan".

Pilihan Editor: